Pemanfaatan Gabungan Teknologi Bangunan Tropis Pasif dan Aktif pada Bangunan di Daerah Tropis Basah (Studi Kasus Wisma PUSSARPEDAL)

  • Kania T
N/ACitations
Citations of this article
5Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah tropis lembap, memiliki keunggulan dengan melimpahnya sinar matahari di hampir sepanjang tahun, namun juga memiliki kelemahan dengan melimpahnya pula radiasi panas yang dibawa serta oleh sinar matahari yang bersinar di hampir sepanjang tahun. Cahaya alami yang dibawa oleh sinar matahari merupakan cahaya gratis yang seyogyanya dapat dimanfaatkan untuk menerangi ruangan, terutama siang hari. Namun cahaya ini harus dipisahkan dari radiasi panasnya dengan melindungi bidang transparan dari paparan sinar matahari langsung. Untuk keperluan ini telah dilakukan penelitian terhadap bangunan yang memanfaatkan cahaya matahari yang ada secara maksimal, namun menerima radiasi panas yang minim. Selain itu dalam penelitian ini juga ditemukan cara agar bangunan tetap dapat mempertahankan  kenyamanan termal dan penghematan energi juga tetap dapat  dilakukan di daerah tropis lembap, yang memiliki kecepatan angin yang rendah. Di bangunan Wisma Pussarpedal yang di desain oleh JICA (Japanese International Corporation Agency) ini, pencahayaan alam untuk siang hari digunakan, baik di ruang tidur maupun di ruang kantor dan ruang rapat, sementara penghawaan alam digunakan di ruang lobby utama dan ruang tunggu. Dengan meneliti penggabungan teknologi bangunan tropis pasif dan teknologi bangunan tropis aktif yang digunakan, kita dapat mengetahui kenyamanan  seperti apa yang sesungguhnya terjadi di bangunan ini. Melalui pelaksanaan pengukuran parameter yang diperlukan sepanjang tahun, akhirnya dapat diketahui bahwa kuat pencahayaan yang terjadi di ruang meeting pada titik ukur utama pada siang hari adalah 975,8 lux, sementara pergantian udara yang terjadi di lobby adalah di atas yang disyaratkan (besar pergantian udara yang disyaratkan adalah  8,207 m3/min, sementara yang terjadi ketika ada angin di luar sebesar 0,1 m/s adalah 12,15 m3/min – 24,3 m3/min)  Kata Kunci : kenyamanan visual, kenyamanan termal, teknologi bangunan tropis pasif , teknologi bangunan tropis aktif

Cite

CITATION STYLE

APA

Kania, T. (2018). Pemanfaatan Gabungan Teknologi Bangunan Tropis Pasif dan Aktif pada Bangunan di Daerah Tropis Basah (Studi Kasus Wisma PUSSARPEDAL). Jurnal IPTEK, 2(1), 137–149. https://doi.org/10.31543/jii.v2i1.135

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free