Menurut CATAHU (Catatan Tahunan) 2020 yang diterbitkan oleh Komnas Perempuan, angka kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia selama 12 tahun terakhir meningkat sebanyak 792%. Pada situasi yang sebenarnya, banyak penyintas kekerasan terhadap perempuan yang cenderung tidak berani bercerita atau melapor. Adanya penyintas kekerasan terhadap perempuan yang tidak berani bercerita serta melapor disebabkan oleh stigma di masyarakat. Pada akhirnya, banyak penyintas yang hanya bisa mencurahkan permasalahan mereka di media sosial tanpa mendapat solusi. Berdasarkan kondisi kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, dibuat rancang bangun aplikasi berbasis web untuk edukasi dan pendampingan penyintas kekerasan terhadap perempuan. Aplikasi dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework Phalcon serta mengimplementasikan websocket untuk chat dan webRTC untuk video chat secara real time. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan dapat membantu penyintas kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Adanya artikel yang men-support penyintas dapat menumbuhkan rasa nyaman penyintas untuk berbagi cerita. Konsultasi dengan orang berlatar belakang ilmu psikologi dapat membantu penyintas dalam menghadapi traumanya. Konsultasi dengan orang berlatar belakang ilmu hukum dapat membantu peyintas mengetahui kasus yang dapat dibawa ke ranah hukum beserta tata cara pelaporannya. Sedangkan artikel edukasi yang dapat dibaca siapapun diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang isu kekerasan terhadap perempuan.
CITATION STYLE
Ningrum, W. D., Ariyani, N. F., & Ahmadiyah, A. S. (2021). Rancang Bangun Aplikasi Berbasis Web untuk Edukasi dan Pendampingan Penyintas Kekerasan terhadap Perempuan. Jurnal Teknik ITS, 10(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v10i2.63230
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.