Kemajemukan tidak bisa dihindari, seolah-olah itu adalah takdir manusia. Tetapi manusia sendiri seringkali tidak dapat mentolerir pluralitas ini. Karena intoleransi semacam inilah perang, intimidasi, pengusiran, konflik, dan kekacauan terjadi sepanjang waktu. Padahal, kemajemukan ini merupakan fenomena yang tak terbantahkan. Kita hidup dalam kemajemukan dan kita secara aktif atau pasif terlibat dalam dan bagian dari kemajemukan ini. Kemajemukan melekat pada semua gerakan spasial kita. Oleh karena itu, penerimaan dan eksistensi dengan orang lain atau hidup berdampingan dengan asumsi kesetaraan dalam bingkai kemajemukan adalah kebutuhan yang sangat penting. Karena kemajemukan ini selayaknya menjadi alat relasi bagi manusia untuk hidup damai dengan sesamanya. Namun demikian, agama dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya bisa menjadi fenomena yang sepenuhnya saling bertentangan. Seperti banyak agama lain, Islam juga sering menjadi penyebab konflik. Oleh karena itu, penting untuk melihat lagi apa pandangan Islam yang sebenarnya tentang pluralisme ini langsung dari sumbernya yang sah (yaitu, Al-Qur'an dan Sunnah). Kajian analisis tekstual ini dapat dijadikan pegangan bagi para tokoh Islam yang bergulat sehari-harinya dengan permasalahan kemajemukan di berbagai level pergaulan masyarakat.
CITATION STYLE
Rahman, M. T., & Setia, P. (2021). Pluralism in the Light of Islam. Jurnal Iman Dan Spiritualitas, 1(2), 204–210. https://doi.org/10.15575/jis.v1i2.12269
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.