Kesenian Wayang Kulit tidak hanya ada di Pulau Jawa, tetapi juga ada di Pulau Sumatera tepatnya di Kota Palembang. Namun, keberadaan wayang Palembang berbeda dengan di Jawa. Hal ini lah yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana eksistensi kesenian Wayang Kulit Palembang tahun 2000-2019. Sehingga Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan atau memperoleh berbagai informasi tentang bagaimana eksistensi kesenian wayang kulit Palembang tahun 2000-2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode historis atau metode sejarah, yang diawali dengan teknik yang disebut heuristik, melakukan wawancara, dan jika data terkumpul harus dikritik atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Kesenian wayang ini mulai pudar ditengah-tengah masyarakat. Hal ini disebabkan oleh arus globalisasi serta kurangnya minat untuk mempelajari pagelaran wayang Palembang, tidak ada penerus atau kader yang melestarikannya dan juga karena pergeseran atau bahkan persaingan dengan budaya modern. Eksistensi wayang mulai memudar sejak tahun 2012 dengan adanya pergantian-pergantian pengurus Perpadi (Persatuan Pedalangan Seluruh Indonesia), sehingga perlu adanya strategi kembali yang dapat menghidupkan atau meningkatkan kesenian wayang kulit Palembang. Banyak upaya yang telah dilakukan Sanggar Sri Palembang untuk memperkenalkan wayang Palembang kepada masyarakat, melalui promosi di koran, radio, dan televisi serta melakukan workshop-workshop dengan dinas pariwisata dan kebudayaan. Namun masih belum ada perubahan dikarenakan masyarakat Palembang yang memang kurang menyenangi wayang.
CITATION STYLE
Nurhidayanti, N., Shalifah, N., Syarifuddin, S., & Supriyanto, S. (2022). Eksistensi Kesenian Wayang Kulit Palembang Tahun 2000 – 2019. Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, Dan Informasi, 6(1), 1–12. https://doi.org/10.14710/anuva.6.1.1-12
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.