Kaum Ahmadiyah meyakini bahwa wahyu jenis ketiga, yang disebut juga wahyu kenabian (wahyu nubuwat), telah mencapai kesempurnaan pada diri Nabi Muhammad saw., nabi terakhir, sedangkan wahyu dalam jenis yang pertama dan kedua tidak akan berkesudahan. Allah terus berfirman. dijelaskan bahwa cara Allah berkomunikasi kepada manusia melalui tiga cara, yakni dengan wahyu, dari balik tirai, dan dengan mengutus utusan. Cara pertama, secara teknis disebut ilham (isyarat yang cepat yang masuk ke dalam kalbu), cara kedua disebut kasyaf, ru’yah (visiun), cara ketiga disebut wahyu matluw (wahyu yang dibacakan oleh Malaikat Jibril). Wahyu jenis ketiga ini hanya diberikan kepada para nabi utusan Allah, sedangkan wahyu dalam jenis pertama dan kedua, yang disebut juga sebagai wahyu ghairu matluw atau wahyu khafi. Sedangkan Al-Banna berhasil menuangkan pemikiran-pemikiran Ikhwan secara mudah, ketika ia merumuskan tentang rukun baiat Al Ikhwan al Muslimun. Nasionalisme menurut al Banna adalah keharusan bekerja serius untuk membebaskan tanah air dari penjajah. Sedangkan Harum Yahya Menentang Marxisme, komunisme dan filsafat materialistis. Dia menekankan pentingnya menyanggah teori evolusi dan Darwinisme. Menuduh kaum Zionis melakukan rasisme dan menegaskan bahwa Zionisme dan Freemasonry telah menimbulkan banyak pengaruh negatif terhadap sejarah dan politik dunia. Namun belakangan, ia menjelaskan bahwa kecamannya secara khusus ditujukan pada Zionis yang ateis, dan ia menganjurkan toleransi terhadap Yahudi yang tidak ateis.
CITATION STYLE
Nasruddin, N. (2018). SEJARAH PEMIKIRAN ISLAM. Rihlah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan, 5(2), 1–31. https://doi.org/10.24252/rihlah.v5i2.4159
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.