Despiritualisasi merupakan proyek modern yang menyerbu hampir ke semua lini penting kehidupan, tanpa kecuali mengenai toleransi. Toleransi sangat dibutuhkan karena beragam macam perbedaan yang tak terhindarkan secara empiris ternyata rentan mengalami disintegrasi, dan berubah menjadi malapetaka intoleran. Manusia secara individual membutuhkan toleransi sejati atau toleransi spiritual itu. Demikian pula masyarakat pluralis dan multikulturalis, karena kesejatian toleransi sekaligus berarti intensifikasi pengalaman spiritual. Toleransi spiritual yang dikembangkan oleh pendidikan spiritual sufistik akan menambahkan karakteristik lain. Sebab, tasawuf membimbing manusia menuju keharmonian dan keseimbangan secara total; mengajarkan toleransi, moderasi, hidup berdampingan secara damai dan nilai-nilai kemanusiaan. Artikel ini mencoba membuktikan, setidak-tidaknya secara konseptual, bahwa dalam pendidikan spiritual sufistik Islam dapat mengambil perannya untuk menjawab tantangan-tantangan toleransi mutakhir.
CITATION STYLE
Akmansyah, M. (2017). Membangun Toleransi Dalam Perspektif Pendidikan Spiritual Sufistik. KALAM, 10(2), 517. https://doi.org/10.24042/klm.v10i2.12
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.