AbstrakBahasa merupakan suatu hal yang telah membuat manusia menjadi makhluk istimewa. Sejak lahir, setiap manusia telah dibekali dengan alat akuisisi bahasa yang sering diistilahkan dengan Language Acquisition Device (LAD). Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin maju, semakin berkembang pula dunia perfilman di setiap negara, terutama negara India, Korea, Amerika Latin, Filipina, dan Turki. Seperti yang kita lihat, belakangan ini sekitar tahun 2014 sampai sekarang, drama-drama India, Korea, Amerika Latin, Filipina, dan Turki yang sedang marak di layar kaca Indonesia. Dalam hal ini, karena semakin maraknya drama-drama luar, maka banyak sekali pengaruh yang ditimbulkan drama-drama tersebut kepada masyarakat Indonesia terutama para remaja, misalnya karena sering menonton drama Korea mereka jadi mengikuti gaya bicara, berpakaian, dan bahasanya seperti, Annyeong Haseyo (Hallo), Gamsamhamnida (Terima Kasih), Mianhae (Maaf), dan masih banyak lagi. Hal serupa juga sama dilakukan bagi masyarakat yang menyukai drama India, Amerika Latin, Filipina, dan Turki. Tidak disangka dari drama tersebutlah budaya dari negara-negara tersebut jadi semakin dikenal oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dianggap penting untuk melakukan kajian tentang persepsi masyarakat terkait menjamurnya drama asing di Indonesia sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan masyarakat. Adapun drama yang dimaksud terwujud dalam bentuk film, sebab antara film dengan drama memiliki persamaan terutama dalam ihwal bentuk tayangan dan konten yang disajikan. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya berbagai persepsi di tengah masyarakat yang menikmatinya. Kata kunci: komparasi, emik dan etik, drama asing, antropologi kontemporer AbstractLanguage is something that has made human a special being. Since birth, every human has been equipped with language acquisition tools that are often called the Language Acquisition Device (LAD). Along with the development of the era and the progress of technology, the more developed the world of cinema in every country, especially India, Korea, Latin America, Philippines, and Turkey. As we see, lately around 2014 until now, the dramas of India, Korea, Latin America, Philippines, and Turkey are often broadcasted on the Indonesian television. In this case, since the increase of the widespread of foreign dramas, many influences caused by those dramas to Indonesian, especially the teenagers. For instance because of watching Korean dramas, the youth follow the style of speech, dressing, and language like, Annyeong Haseyo (Hallo), Gamsamhamnida (Thank You), Mianhae (Sorry), and so on. The same is also true for people who love India, Latin America, Philippines, and Turkey dramas. Unexpectedly, based on those dramas, the culture of those countries become increasingly recognized by Indonesian people. Therefore, it is considered important to conduct a study on public perceptions related to the proliferation of foreign dramas in Indonesia as an information material to increase community insight. About dramas is being in the film, causes between film and dramas having the same is the structure of showing and content. That’s same be the caused of perception variated in the people community. Key words: comparation, emik and ethics, foreign drama, contemporary anthropology
CITATION STYLE
Maryam, S. (2018). STUDI KOMPARASI EMIK DAN ETIK MASYARAKAT TERHADAP MENJAMURNYA TAYANGAN DRAMA ASING DI INDONESIA: KAJIAN ANTROPOLOGI KONTEMPORER. GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan Dan Kesastraan, 3(1), 91–105. https://doi.org/10.47269/gb.v3i1.8
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.