Kasus bayi kuning (hiperbilirubinemia) merupakan salah satu keadaan yang sering ditemukan pada bayi baru lahir. Salah satu tindakan untuk menurunkan tingkat bilirubin pada bayi kuning adalah dengan fototerapi menggunakan blue light therapy. Ada dua jenis peralatan blue light therapy yang saat ini dipergunakan pada ruang Cempaka di rumah sakit Sanglah, yaitu :blue light therapy lampu fluorescent dan blue light therapy lampu LED. Kedua jenis peralatan tersebut memiliki bentuk dan sumber cahaya yang berbeda. Hasil analisa bentuk sumber cahaya pada kedua peralatan therapy menunjukkan bahwa blue light therapy lampu fluorescent yang berbentuk persegi panjang akan menghasilkan area penyinaran yang lebih luas dari blue light therapy LED yang hanya menghasilkan area penyinaran terbatas pada permukaan bidang kerja.Berdasarkan pada area dan intensitas penyinaran yang dihasilkan oleh kedua bentuk blue light therapy maka dapat disimpulkan bahwa blue light therapy lampu fluorescent yang berbentuk persegi panjang pada jarak 30 cm akan menghasilkan area penyinaran yang lebih luas dengan nilai rata-rata intensitas yang lebih tinggi (12mW/cm2/nm) dibandingkan dengan blue light therapy LED yang hanya menghasilkan area penyinaran terbatas pada permukaan bidang kerja dengan nilai rata-rata intensitas yang lebih rendah (6 mW/cm2/nm).
CITATION STYLE
Sri Santiari, D. A., & Putra, M. (2018). Kajian Area Penyinaran Dan Nilai Intensitas Pada Peralatan Blue Light Therapy. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, 17(2), 279. https://doi.org/10.24843/mite.2018.v17i02.p17
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.