Kemampuan komunikasi interpersonal adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai sarana bagi seseorang untuk melangsungkan proses dan mencapai tujuan kehidupannya baik secara personal maupun profesional, tak terkecuali pada anak. Namun, kasus-kasus terhadap anak seakan tiada henti menghiasi siklus kehidupan. Selama tahun 2020, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat ada sebanyak 6.519 kekerasan terhadap anak. Bidang Keluarga dan Pengasuhan Alternatif terkait dengan kasus Anak Korban Pengasuhan Bermasalah atau Konflik Orangtua merupakan kasus perlindungan anak yang paling banyak di laporkan yaitu sebanyak 1.622 kasus. Orangtua atau keluarga merupakan lingkungan pertama untuk melatih komunikasi interpersonal anak sebelum mulai berinteraksi dengan orang lain. Bila keluarga tak lagi utuh maka kini tidak lagi berkontribusi secara maksimal dalam pembentukan dan pengembangan kemampuan komunikasi interpersonal anak. Penelitian ini dilakukan dengan metode fenomenologi, melalui pendekatan kualitatif dan dikaji dengan teori Interaksional Simbolik oleh Herbert Blumer. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Komunikasi dan Hubungan saling berkaitan. Komunikasi adalah jantung dari sebuah hubungan personal. Keberlangsungan sebuah hubungan personal tergantung dari kemampuan seseorang dalam melakukan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik. Pada penelitian ini dapat terdeskripsikan bahwasanya bagaimana komunikasi interpersonal anak yang mengalami pengasuhan bermasalah atau menjadi korban konflik keluarga dengan orangtua asuh mereka memberikan gambaran terhadap kontinum komunikasi dan kualitas hubungan interpersonal anak dengan orangtua
CITATION STYLE
Tiara, A., & Pranawati, R. (2023). Komunikasi dan Hubungan Interpersonal Pada Anak Korban Konflik Keluarga. KOMUNIKA, 10(1), 1–20. https://doi.org/10.22236/komunika.v10i1.10315
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.