Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan masyarakat tani sebelum adanya sistem pengupahan antara patron dan klien kemudian terjadi pengupahan hingga pergeseran atau peningkatan ekonomi seorang patron ataupun klien, dampak dari hubungan patron-klien bagi kehidupan masyarakat tani pada bidang sosial-budaya dan ekonomi di Marayoka (1970-2018). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebelum adanya sistem pengupahan antara patron dan klien di Desa Marayoka, pertanian masih bersifat subsisten, dimana masyarakat hanya bekerja seadanya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan mereka masih sangat tunduk dan patuh kepada patron tanpa mendapatkan upah (sukarela), adanya sistem pengupahan masyarakat sudah mulai mencari kehidupan sendiri, kehidupan masyarakat tani di Desa Marayoka mulai mengalami peningkatan terutama dari segi ekonominya. Selain itu juga memberi dampak terhadap sistem mata pencaharian masyarakat setempat. Komoditi utama yang diusahakan jagung kuning, dan tanaman palawijaya, Namun belakangan ini usaha menjadi menurun. Bahkan sebagaian petani ada yang mengeluh karena kebun jagung dan padi produksinya menurun dan pendapatan rendah. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum adanya sistem pengupahan masyarakat marayoka masih terjaling erat kerjasama misalkan pengerjaan lahan milik yang secara bergilirang tanpa terimah upah kemudian membangun hubungan patron-client dengan buruh tani melalui penggunaan buruh langganan dan buruh tetap agar tidak terjadi kecurangan. Kata Kunci: Patron, Upah, Marayoka Abstract This study aims to determine the life of the farmer community before the wage system exists between patrons and clients and the occurrence of wages to shift or increase the economy of a patron or client, the impact of the patron-client relationship for the life of the farming community in the socio-cultural and economic fields in Marayoka (1970 -2018). The results of this study indicate that before the wage system exists between patrons and clients in Marayoka Village, agriculture is still subsistence, where people only work poorly to fulfill their daily lives and they are still very submissive and obedient to patrons without getting paid (voluntary), the community wage system has begun to look for its own life, the life of the farming community in Marayoka Village has begun to increase, especially in terms of its economy. It also has an impact on the local people's livelihood systems. From this study, it can be concluded that before the marayoka community wage system was still closely intertwined with the cooperation, for example, the work of land owned by the recipient without wages then built a patron-client relationship with farm laborers through the use of subscribed and permanent laborers to avoid fraud. Keywords: Patron, Wage, Marayoka
CITATION STYLE
Ramidha M, R., Ahmadin, A., & Jumadi, J. (2019). Hubungan Patron Klien pada Masyarakat Tani Marayoka di Jeneponto 1970-2018. Jurnal Pattingalloang, 6(3), 8. https://doi.org/10.26858/pattingalloang.v6i3.12052
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.