Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu model pengembangan agroindustri cocofiber di Kabupaten Padang Pariaman. Besarnya angka ketersediaan sabut kelapa yang tidak termanfaatkan di Kabupaten Padang Pariaman menjadi salah satu faktor pendorong untuk mengembangkan agroindustri cocofiber. Dalam pengembangan agroindustri cocofiber ada beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan yaitu: penentuan strategi pengembangan agroindustri cocofiber, pemilihan sumber bahan baku, penentuan lokasi potensial, model perencanaan produksi dan analisis kelayakan finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dapat dikembangkan berdasarkan analisis SWOT adalah melalui integrasi horizontal dimana agroindustri cocofiber bekerja sama dengan industri pengolahan kelapa sebagai sumber pasokan sabut kelapa. Analisis pemilihan sumber bahan baku dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) menyatakan IKM Kopra sebagai sumber bahan baku yang terpilih. Kecamatan Sungai Limau menjadi lokasi pabrik terpilih berdasarkan metode gravity location model. Berdasarkan analisis finansial dan perencanaan produksi didapatkan total ongkos produksi sebesar Rp46.410.337 dengan NPV sebesar Rp96.693.192, IRR sebesar 11,2%, B/C Ratio sebesar 1,4406, BEP sebesar 137.975 kg, dan PBP selama 4 tahun 0 bulan 9 hari dan keputusan pengembangan agroindustri cocofiber adalah layak untuk dijalankan.
CITATION STYLE
Meilizar, M.-. (2021). MODEL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI COCO FIBER DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Jurnal Industri Hasil Perkebunan, 16(2), 105. https://doi.org/10.33104/jihp.v16i2.7529
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.