Abstract. Every student who enters a new environment and lectures at tertiary institutions will usually make adjustments to various previous cultures. According to Gudykunts and Kim also emphasized that each individual must carry out an adaptation process when they meet a new environment and culture in order to be able to interact and get to know them. With qualitative research methods using a case study approach. Data collection techniques used are interviews, observation, and literature studies, the internet, and documentation. Interviews were conducted with Intan, Nabila, Hanifah, Alif Fasya, Suprayogi, Nabila were once students in Bandung class of 2021. The results showed (1) The communication adaptation process carried out by students in Bandung class of 2021 in dealing with offline lectures can force students to adapt to its a new habit. The adaptation process carried out by students goes through the stages of adaptation, the honeymoon phase, the frustration phase, the readjustment phase, and the resolution phase. (2) The communication adaptation strategy that must be carried out by students in Bandung class of 2021 to reduce culture shock in dealing with offline lectures, that is, students must be able to adapt other students in terms of acting (Play Stage), students of class 2021 must be able to follow the situation of students, lecturers, or other civitas. And students must be ready to act (game stage). (3) Culture shock in communication experienced by students in Bandung Class of 2021 because they feel the Frustration Phase, students experience culture shock which includes problems with language and cultural values. 2). Readjustment phase students can adapt by understanding and learning all cultural differences or habits and 3). In the Resolution phase, students decide to accept the culture and customs of the college where they study. Abstrak. Setiap Mahasiswa yang memasuki lingkungan baru dan perkuliahan di perguruan tinggi biasanya akan melakukan penyesuaian diri dengan berbagai budaya sebelumnya. Menurut Gudykunts dan Kim juga menegaskan bahwa setiap individu harus menjalankan proses adaptasi ketika mereka bertemu dengan lingkungan dan budaya yang baru agar dapat berinteraksi dan mengenalnya. Dengan metode penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi kepustakaan, internet, dan dokumentasi. Yang dilakukan wanwancara kepada Intan, Nabila, Hanifah, Alif Fasya, Suprayogi, Nabila sekali mahasiswa di Bandung angkatan 2021. Hasil penelitian menunjukan (1) Proses adaptasi komunikasi yang dilakukan Mahasiswa di Bandung angkatan 2021 dalam menghadapi perkuliahan luring ini dapat memaksa mahasiswa harus beradaptasi dengan kebiasaan baru nya tersebut. Proses adaptasi yang dilakukan mahasiswa mengalami tahapan adaptasi fase honeymoon, fase frustration, fase readjustmen, dan fase resolution. (2) Strategi adaptasi komunikasi yang harus dilakukan Mahasiswa di Bandung angkatan 2021 untuk mengurangi culture shock dalam menghadapi kuliah luring yaitu, mahasiswa harus dapat menyesuaikan mahasiswa lain dalam hal bertindak (Play Stage), Mahasiswa angakatan 2021 harus bisa mengikuti keadaan mahasiswa, dosen, atau civitas lainnya. Serta mahasiswa harus siap dalam bertindak (game stage). (3) Culture shock dalam komunikasi yang dialami oleh Mahasiswa di Bandung Angkatan 2021 karena merasakan Fase Frustration, para mahasiswa mengalami culture shock yang meliputi masalah pada bahasa dan nilai budaya. 2). Fase Readjustment mahasiswa dapat beradaptasi dengan memahami dan mempelajari segala perbedaan budaya atau kebiasaan dan 3). Fase Resolution mahasiswa memutuskan untuk menerima budaya serta kebiasaan yang ada di perguruan tinggi tempatnya mengenyam pendidikan.
CITATION STYLE
Yusef, Y. firdaus ridhwanul jabbar. (2023). Adaptasi Komunikasi Mahasiswa dalam Menghadapi Kuliah Luring. Bandung Conference Series: Public Relations, 3(2), 591–597. https://doi.org/10.29313/bcspr.v3i2.8322
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.