Pademi COVID-19 di lingkungan Universitas XXY membuat warga sivitas akademika tidak nyaman. Ketidakjelasan informasi terkait korban terinfeksi COVID-19 menimbulkan perasaan cemas dan mengarah ke negative thinking. Kondisi itu menimbulkan pertanyaan, bagaimana proses manajemen krisis Universitas XXY dalam menangani cluster penyebaran virus COVID-19 di kampus. Teori yang digunakan adalah Situational Crisis Communication Theory. Penelitiannya memakai pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan mengumpulkan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan, manajemen krisis Universitas XXY pada tahap pre-krisis adalah memonitor pemberitaan media. Saat krisis terjadi, dipakai strategi diminish guna mengurangi dampak negatif krisis. Caranya, menjalin kerja sama dengan pengurus RW, RT kampus, media massa, publikasi siaran pers melalui website, berkomunikasi dengan Pemerintahan daerah, Kepolisian, Dinas Perhubungan, serta memanfaatkan media tradisional dan digital. Pada tahap post-krisis, tindakan komunikasi Universitas XXY adalah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk pencegahan COVID-19. Kesimpulan penelitian ini adalah, kebijakan Universitas XXY berupa penyampaian informasi melalui surat edaran dan memo internal, berhasil menurunkan sentimen negatif warga kampus, dan mengurangi rasa cemas mereka dalam bekerja.
CITATION STYLE
Sumartono, A., & Wahid, U. (2021). Manajemen Komunikasi Krisis Universitas XXY Menghadapi Pandemi COVID-19. CARAKA : Indonesian Journal of Communications, 2(1), 1–7. https://doi.org/10.25008/caraka.v2i1.52
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.