Penghayatan totemis dan sakramen perkawinan merupakan dua bentukaktivitas manusia yang bersifat keagamaan. Totemisme adalah bentukkepercayaan pada suku-suku primitive yang terdapat di berbagai tempatdi muka bumi antara lain pada suku-suku Indian di Amerika, Aborigin diAusdtralia, Marind- Anim di Papua dan pada berbagai suku bangsalainnya di Afrika.2 Penghayatan totemis berkaitan erat dengan ikatanikatankekerabatan dalam klen-enksogam. Subjek pemujaan adalahleluhur, kerabat. Di dalam sakramen perkawinan, Allah menjadi dasarpemersatu suami-istri. Allah dihadirkan melalui cinta suasami-isteri.Ketaatan dan kesetiaan suami istri menghadirkan Allah dalam hidupmereka3. Praktek totemisme maupun sakramen perkawinan berupayamewujudkan suatu persekutuan hidup yang utuh dengan menghadirkansecara nyata citra diri leluhur mitis maupun Allah. Konsekuensi daripraktek tersebut adalah bahwa dari waktu ke waktu setiap anggota pemiliktotem yang maupun mereka yang telah menerima sakramen perkawianan(keluaga-keluarga Kristen) selalu berusaha untuk menjadi bagian darikehidupan subyek keyakinan imannya (leluhur mitis maupun Allah).Dalam totemisme, ritual-ritual pemujaan totem menjadi saranamempersatukan anggota totem dengan subyek pemujaannya sedangkandalam sakramen perkawinan, berbagai kegiatan kerohanian seperti doa,novena, ret-ret, perayaan ulang tahun, misa untuk pasutri bertujuanmenghadirkan “cinta” yakni Allah sendiri sebagai sumber rahmat Ilahiyang menghidupkan.
CITATION STYLE
Wonmut, X. (2017). Totemisme Dan Perkawinan Sakramental. Jurnal Masalah Pastoral, 5(1), 53–72. https://doi.org/10.60011/jumpa.v5i1.41
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.