Gereja dan Kemiskinan: Diskursus Peran Gereja di Tengah Kemiskinan. Permasalahan kemiskinan bukan hanya menjadi masalah lokal, namun menjadi masalah yang digumulkan oleh dunia. Gereja sebagai mandataris Tuhan di tengah dunia, dituntut untuk dapat berperan dalam membantu masalah kemiskinan. Bagaimanakah sewajarnya gereja berperan di tengah kemiskinan masyarakat? Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, serta meminjam pemikiran Karl Marx, untuk menelisik peran gereja dalam membantu mengatasi permasalahan kemiskinan. Panggilan gereja yang seharusnya adalah untuk menyuarakan ketidakadilan dan penindasan hak-hak orang miskin. Gereja hadir untuk berpihak kepada yang lemah, tidak berdaya, miskin, dan yang terpinggirkan. Jika gereja tidak memiliki keperpihakan kepada yang lemah, maka kehadiran gereja tidak memiliki makna. Gereja perlu terus menerus menyuarakan kritik profetisnya tanpa pandang bulu terhadap berbagai penyalahgunaan kekuasaan, terjadinya ketidakadilan, terampasnya hak-hak masyarakat, dan terhadap sistim yang menindas serta memiskinkan manusia. Spiritualitas dan religiusitas jemaat juga harus sampai kepada sebuah kesalehan sosial, di mana energi spiritual yang dimiliki jemaat mampu untuk mendorong kepeduliannya akan berbagai persoalan kehidupan masyarakat. Spiritualitas seperti inilah yang harus menjadi perhatian gereja dalam membangun kehidupan jemaat. Salib harus dipahami sebagai refleksi atas penderitaan dan kematian Kristus, namun di saat yang sama pula harus mampu membuka mata dan telinga akan penderitaan, kesengsaraan, dan pengharapan manusia akan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Disitulah gereja berperan
CITATION STYLE
Nugroho, F. J. (2019). Gereja Dan Kemiskinan: Diskursus Peran Gereja Di Tengah Kemiskinan. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 3(1), 100. https://doi.org/10.46445/ejti.v3i1.128
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.