AbstrakTuberculosis paru merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran Stigma Masyarakat Terhadap Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ialah 5 informan kunci dan 4 informan biasa. Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan kunci dan informan biasa dimana bentuk diskriminasi yang terjadi adalah dijauhi orang terdekat, pemisahan tempat makan dan lain-lain. Persepsi keluarga bahwa TB merupakan penyakit yang berkepanjangan dan mudah menular sehingga respon negative yang diberikan lingkungan sekitar mengenai penderita dan tidak ada aspek dukungan sosial dari lingkungan sekitar mengenai penderita. Dimana penderita didukung oleh keluarganya dalam kondisi apapun memberikan semangat, motivasi agar penderita cepat sembuh. Hal ini stigma negatif yang disebabkan karena dampak psikologi yang seperti, minder dan rendah diri. Perasaan minder atau rendah diri juga dialami pasien TB itu sendiri salah satunya terbentuknya perasaan stigma yang dimilikinya. Pasien mengalami perasaan minder yang ditunjukkan dengan adanya rasa tidak percaya diri saat berinteraksi oleh orang lain dengan menghindari kontak mata saat berbicara dan menunduk karena merasa malu dengan adanya perubahan fisik yang dialami memiliki rasa tidak dihargai dan tidak berguna bagi orang lain. Kata Kunci: Antesedent, Perilaku, Konsekuensi AbstractPulmonary tuberculosis is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis. This study aims to provide an overview of Community Stigma Against Pulmonary Tuberculosis Patients in the Puuwatu Health Center Work Area Kendari City in 2021. This research is a qualitative research with a case study approach. The informants in the study were 5 key informants and 4 regular informants. The results of in-depth interviews with key informants, ordinary informants where the forms of discrimination that occur are shunned by the closest people, separation of places to eat and others. The family perception that TB is a prolonged and easily contagious disease is the belief that a prolonged cough is an early symptom of TB, that TB is an infectious disease, the negative response given by the surrounding environment regarding the patient and there is no aspect of social support from the surrounding environment regarding the patient. Where the patient is supported by his family in any condition to provide encouragement, motivation so that the patient recovers quickly. This is a negative stigma caused by psychological impacts such as inferiority and low self-esteem. Feelings of inferiority or low self-esteem are also experienced by TB patients themselves, one of which is the formation of a feeling of stigma that they have. Patients experience feelings of inferiority which are indicated by their lack of confidence when interacting with others by avoiding eye contact when speaking and looking down because they are embarrassed by the physical changes they have experienced and feel unappreciated and useless to others. Keywords: Antesedent, Behavior, Consequence
CITATION STYLE
Saputri, I. E., Bahar, H., & Octaviani, R. E. S. (2023). STIGMA MASYARAKAT TERHADAP PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2021. Jurnal Gizi Dan Kesehatan Indonesia, 3(4). https://doi.org/10.37887/jgki.v3i4.30138
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.