When playing, children will communicate to one another. They use language when communicating with their interlocutors. In this sense, this study was aimed at analyzing types of expressive illocutionary speech acts produced by children to communicate when playing. Ethnographic communication method was employed in this research done at Klender National Residence, East Jakarta. The data collecting technique was observation aimed to take down notes the children’s speech acts when playing football, in particular. The obtained data were then analyzed by using matching method. Meanwhile, this research employed Schiffrin’s speech acts theory. The findings revealed that in the distribution of the use of expressive speech acts in the children’s dialogues when playing football were identified six pairs of speech. From the six pairs, only two types of expressive speech acts were identified, while the other three were none. The produced expressive speech acts are 1) blaming expression in five pairs (83,3%) and 2) pardoning expression in one pairs (16,7%). On the other hand, the unidentified types of expressive speech acts are 1) thanking, 2) congratulating, 3) praising and 4) condoling, 5) welcoming, 6) criticising, 7) complaining, dan 8) flattering. In conclusion, the children used expressive illocutionary speech acts more with blaming expression than those with pardoning, thanking, congratulating, praising and condoling. So, their communicative language tends to involve blaming expressions. Abstrak Saat bermain, anak-anak akan berkomunikasi sesamanya. Mereka menggunakan bahasa saat berkomunikasi dengan mitra tutur. Sehubungan dengan hal itu, tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis jenis tindak tutur illokusioner ekspresif yang dihasilkan anak-anak untuk berkomunikasi saat bermain. Metode penelitian ini adalah metode etnografi komunikasi. Penelitian dilaksanakan di Perumnas Klender, Jakarta Timur. Teknik pengumpulan data melalui observasi. Observasi bertujuan mencatat tuturan-tuturan anak-anak saat bermain bola. Teknik analisi data,data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan metode padan. Teori yang digunakan adalah teori tindak tutur yang dikemukan Schiffrin. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa distribusi penggunaan tindak tutur ekspresif dalam dialog anak-anak saat bermain bola, dapat diidentifikasi 6 pasang ujaran. Dari enam pasang ujaran, hanya ada dua jenis ujaran ekspresif, sedangkan tiga jenis ujaran ekspresif lainnya tidak ada.Tindak tutur yang dihasilkan itu adalah 1) tindak tutur ekspresif menyalahkan berjumlah 5 pasangan ujaran (83,3 %) dan 2) tindak tutur ekspresif meminta maaf 1 pasangan ujaran (16,7 %). Sebaliknya, tindak tutur ekspresif yang tidak dipergunakan 1) berterima kasih, 2) memberi selamat, 3) memuji, 4) belangsung kawa, 5) menyambut, 6) mengkritik, 7) mengeluh, dan 8) menyanjung. Kesimpulannya adalah dalam bermain, anak-anak lebih banyak menggunakan tindak tutur ilokusi ekspresif menyalahkan jika dibadingkan dengan tindak tutur meminta maaf, berterima kasih, memberi selamat, memuji, belangsung kawa, menyambut, mengkritik, mengeluh, dan menyanjung. Jadi, bahasa mereka dalam berkomunikasi cenderung menyalahkan.
CITATION STYLE
Defina, N. (2018). TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA ANAK-ANAK SAAT BERMAIN BOLA DI LAPANGAN. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 7(1), 69. https://doi.org/10.26499/rnh.v7i1.469
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.