Pada prinsipnya kegiatan pembelajaran dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja dengan peserta didik yang beraneka ragam. Namun orang lebih banyak mengenal kegiatan pembelajaran yang berlangsung di bangku-bangku sekolah yang peserta didiknya siswa ataupun di bangkubangku kuliah yang peserta didiknya mahasiswa. Padahal masih banyak jenis kegiatan pembelajaran di luar itu. Salah satunya adalah kegiatan pembelajaran pada Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Diklat pada umunnya diikuti oleh orang dewasa tentu memerlukan strategi tersendiri. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah ataupun di bangku kuliah, hubungan antara guru/dosen dengan peserta didiknya pada umumnya masih dianggap “centralâ€. Guru/dosen cenderung masih “ditakuti†oleh siswa/mahasiswa. Para siswa/mahasiswa pada umunya cenderung tidak berani berbeda pendapat dengan guru/dosennya walaupun kadangkala ilmu guru/dosen nya sudah ketinggalan jaman. Di sisi lain, guru/dosen cenderung dihinggapi sikap “arogansi†intelektual, di mana ia merasa lebih tahu, lebih pintar dan tidak mau dikritisi oleh siswa/mahasiswanya. Berbeda dengan kegiatan pembelajaran pada Diklat, hubungan antara instruktur dengan peserta diklat merupakan hubungan yang sejajar dan hubungan yang lebih bersifat kemitraan. Pada Diklat lebih banyak dibutuhkan strtategi pembelajaran untuk orang dewasa (andragogi). Agar kegiatan Diklat dapat berhasil dengan baik, dibutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda dengan strategi pembelajaran untuk anak sekolah ataupun untuk mahasiswa. Salah satu strategi yang harus diperhatikan adalah membuat peserta Diklat ikut terlibat aktif di dalamnya (involve) secara penuh. Instruktur bukan hanya dituntut untuk pandai menyampaikan materi Diklat dengan baik, tetapi juga dituntut untuk pandai membuat peserta Diklat terlibat aktif (involve) di dalamnya, sehingga peserta Diklat menjadi enjoy dan terinspirasi untuk menemukan sesuatu yang baru. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Diklat yaitu: memberi kesempatan kepada peserta Diklat untuk aktif, menciptakan kondisi sehingga tumbuh sikap saling menghormati (antara instruktur dengan instruktur; antara peserta dengan peserta; dan antara peserta dengan instruktur), menghargai perbedaan pendapat, pihak instruktur dan pengelola memfasilitasi terjadinya penemuan, menghindari hal-hal yang bersifat ancaman, dan adanya keterbukaan.
CITATION STYLE
Waldopo, W. (2018). STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT). Jurnal Teknodik, 077–088. https://doi.org/10.32550/teknodik.v13i1.441
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.