EFEKTIVITAS SKOLIOMETER SEBAGAI ALAT DETEKSI DINI SKOLIOSIS

  • Nabila E
N/ACitations
Citations of this article
118Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Skoliosis merupakan suatu abnormalitas kelengkungan tulang belakang >10⁰ dan merupakan suatu kondisi seumur hidup. Skoliosis biasa timbul pada masa awal growth spurt remaja. Sebanyak 90% skoliosis idiopatik berada pada saat remaja. Prevalensi skoliosis idiopatik remaja di dunia sebesar 0,47%-5,2% dan Asia sebesar 0,4%-7%. Rasio perempuan dan laki-laki berkisar 1,5:1 hingga 3:1. Terdapat berbagai komplikasi yang dapat terjadi pada skoliosis dengan kurva >25⁰ dan tidak dilakukan tatalaksana seperti sakit punggung, citra diri terganggu, cacat fisik, gejala paru dan kematian. Deteksi dini skoliosis dapat dilakukan untuk mencegah skoliosis dengan menemukan tanda-tanda kelengkungan tulang belakang pada kelompok tanpa gejala dan keluhan. Deteksi dini skoliosis dilakukan dua kali pada perempuan usia 10 dan 12 tahun, sedangkan laki laki pada usia 13/14 tahun. Deteksi dini dengan skoliometer merupakan metode non-invasif dan bebas radiasi untuk mengukur ketidaksimetrisan sisi tubuh dalam derajat rotasi aksial.

Cite

CITATION STYLE

APA

Nabila, E. (2020). EFEKTIVITAS SKOLIOMETER SEBAGAI ALAT DETEKSI DINI SKOLIOSIS. Health & Medical Journal, 2(1), 58–61. https://doi.org/10.33854/heme.v2i1.297

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free