Penulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan mengembangkan pola pikir para hamba Tuhan yang melayani di Tana Toraja mengenai keberadaan dan fungsinya di tengah-tengah masyarakat Toraja yang masih terikat pada adat dan kebudayaannya. Manfaat lain dari tulisan ini adalah sebagai suatu acuan dan tuntunan praktis bagi para hamba Tuhan dalam GBT khususnya yang melayani di Tana Toraja, untuk mendiskusikan lebih lanjut tentang cara memanfaatkan kebudayaan suku Toraja, agar dapat menemukan suatu cara yang lebih efektif untuk pembinaan rohani GBT pada masa sekarang dan yang akan datang. Sejalan dengan permasalahan dan tujuan penulisan ini, penulis mengadakan penelitian yang difokuskan pada konteks kebudayaan Toraja, untuk mengetahui dan mengkontekstualisasikan elemenelemen yang positif dalam kebudayaan suku Toraja untuk pembinaan kerohanian GBT di Tana Toraja. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan metode analisis, yaitu mengadakan observasi dan interview serta studi literatur pada perpustakaan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ternyata di dalam berbagai kebudayaan suku Toraja terdapat unsur-unsur kebudayaan yang dapat dikontekstualisasikan untuk pembinaan rohani GBT karena bersifat netral terhadap iman Kristen, tetapi ada pula yang tidak dapat dikontekstualisasikan karena bertolak belakang dengan iman Kristen. Kebudayaan yang dapat dikontekstualisasikan, seperti konsep penyembahan kepada Puang Matua dan kepada tiga oknum Allah, upacara rambu tuka’ , upacara rampanan kapa’, pemali-pemali (larangan), tongkonan, sikap gotong-royong, dan saling memberi. Kebudayaan yang tidak dapat dikontekstualisasikan, seperti penyembahan kepada banyak dewa dan kepada arwah nenek moyang, kurban kepada orang mati, patung sebagai pengganti orang mati (tau-tau), upacara rambu solo’ , ma’badong. Namun, hal ini tidak lepas dari masalahmasalah karena iman percayanya kepada Yesus Kristus. Tetapi sebagai gereja/orang Kristen yang sungguh-sungguh berpegang teguh pada Firman Allah, tidak akan gentar menghadapi semuanya itu, bahkan semakin memiliki iman Kristiani yang kokoh.
CITATION STYLE
Sumarto, Y., & Anggu, P. (2010). Pembinaan Kerohanian Gereja Bethel Tabernakel dalam Konteks Kebudayaan Toraja. Jurnal Jaffray, 8(1), 24. https://doi.org/10.25278/jj71.v8i1.39
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.