ABSTRACTThe low quality of raw rubber materials produced by farmers is a classic problem. Farmers cultivate only hereditary sap crops into the clot, printed in the freezer and the results tub-shaped “slab” in various sizes. Prices received is relatively low, due to the weak bargaining position that would otherwise be beneficial to make a clean “bokar”. A factory units with creper mini is a business opportunity for farmers – traders who have sufficient capital investment. Creper mini machine is used to process the material rubber into blankets. Processing alternatives be blanketed capable to improving the quality and the price at the farm level. However, the lack of capital will hinder business continuity, while the production capacity should remain unfulfilled. This article is a reviews of case studies in factory units with creper mini on Banyuasin district, South Sumatera. The study analyzes were conducted to understand the financial aspects of the operations with financial eligibility criteria NPV, B/C ratio, IRR and PP. NPV results Rp. 1.225.200.360,-, B/C Ratio 1,02, IRR 32%, and PBP 2,1 years or 25 months. Business continuity rubber processing factory units with mini creper is feasible. Efforts to provide value-added is a large capital investment, as well as potential raw materials to meet the production capacity. ABSTRAK Rendahnya mutu bahan olah karet yang dihasilkan oleh petani menjadi problema klasik yang terjadi hingga saat ini. Biasanya petani karet hanya mengolah lateks hasil kebun yang dicetak dalam bak pembeku dan hasilnya berbentuk slab dengan berbagai ukuran. Hal ini mengakibatkan harga yang diterima petani relatif rendah, karena lemahnya posisi tawar yang seharusnya dapat ditingkatkan apabila membuat bokar bersih. Keberadaan unit pengolahan karet creper mini dapat menjadi bagian dari upaya peningkatan mutu bokar, sekaligus peluang usaha bagi petani-pedagang yang memiliki modal untuk berinvestasi. Mesin creper mini berfungsi untuk mengolah bokar atau slab tipis menjadi blanket. Alternatif pengolahan bokar menjadi blanket di unit pabrik pengolahan karet creper mini diharapkan akan meningkatkan mutu dan harga di tingkat petani. Tulisan ini adalah ulasan dari studi kasus pada unit pabrik pengolahan karet creper mini yang berada di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Kajian dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial dari kegiatan usaha pengolahan karet dengan creper mini. Indikator kelayakan finansial yang digunakan adalah NPV, B/C ratio, Internal Rate of Return, dan PBP. Hasil perhitungan NPV sebesar Rp. 1.225.200.360,- , B/C ratio 1,02, IRR 32% dan PBP 2,1 tahun atau 25 bulan. Dengan demikian, usaha Unit Pengolahan Karet dengan Creper Mini dinilai layak untuk dilakukan. Upaya pengembangan usaha untuk memberikan nilai tambah yang lebih besar adalah dengan modal investasi yang besar, serta menjamin ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan guna memenuhi kapasitas produksi creper mini.
CITATION STYLE
Alamsyah, A. J. (2017). KELAYAKAN FINANSIAL UNIT PENGOLAHAN KARET DENGAN CREPER MINI (STUDI KASUS DI DESA PULAU HARAPAN, KABUPATEN BANYUASIN). Warta Perkaretan, 35(2), 147. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v35i2.86
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.