Abstrak. Keberhasilan koperasi tidak hanya dilihat dari seberapa besar pendapatan yang diperoleh. Nilai keberhasilan juga dilihat dari seberapa besar peranannya bagi kesejahteraan anggota. Beberapa indikator yang biasa digunakan untuk melihat hal tersebut adalah (1) besaran SHU yang diterima anggota; (2) kemudahan pelayanan di koperasi; (3) pemenuhan kebutuhan anggota; dan (4) pemberdayaan sumber daya. Koperasi dalam undang-undang berkedudukan sebagai soko guru perekonomian, menjadi penting dalam pengentasan kemiskinan ekonomi maupun keahlian. Untuk mengukur sejauh mana peran koperasi sebagai soko guru perekonomian, penelitian ini mengambil contoh koperasi yang berada di kecamatan Saptosari. Berdasarkan data pemerintah daerah, kecamatan Saptosari merupakan salah satu kecamatan dengan kondisi kesejahteraan 11%-20% terendah di Indonesia. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode survey dan wawancara menggunakan kuesioner. Kemudian, data yang diperoleh dianalisis menggunakan logistic regression dan balance score card. Kesimpulan yang bisa dihasilkan adalah kepuasan anggota hanya berlandaskan pada kemudahan melakukan pinjaman lunak. Bahkan mereka tidak berkeberatan bila koperasi tidak memberikan inovasi dalam pengembangan usaha anggota maupun mendorong kemandirian anggotanya.
CITATION STYLE
Faisal, A., & Choiri, M. (2019). Analisis Kinerja Koperasi di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul Menggunakan Balance Score Card. Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 19(1), 93. https://doi.org/10.14421/aplikasia.v19i1.1915
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.