Salah satu ikan hasil tangkapan sampingan (HTS) yang belum termanfaatkan adalah ikan pari. Karakteristik ikan pari dan bau pesing/amoniak menyebabkan pemanfaatannya minim, bahkan kurang diminati. Salah satu pengolahan yang tepat untuk ikan pari adalah melalui diolah menjadi ikan asap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha pengasapan ikan di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2022. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan pengusaha ikan asap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pengasapan ikan dilakukan di rumah pengasapan milik sendiri, yang terpisah dengan rumah hunian. Jenis ikan yang diasap adalah ikan pari. Kapasitas alat pengasapan sebanyak 10 kg dengan media pengasap berupa batok kelapa. Biaya total untuk satu siklus produksi (3 jam) sebesar Rp. 40.000/produksi atau Rp. 9,84 juta/tahun; penerimaan sebesar Rp. 96 juta/tahun dan keuntungan sebesar Rp. 86,16 juta/tahun. Nilai R/C dan B/C sebesar 9,76 dan 8,76, PP selama dua bulan. Usaha pengasapan ikan menguntungkan dan layak untuk diteruskan. Harapannya ke depan, semakin banyak usaha pengasapan ikan di Karangantu untuk pemanfaatan ikan-ikan HTS yang melimpah produksinya, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
CITATION STYLE
Irnawati, R., Surilayani, D., Undanah, U., & Mulyani, A. S. (2023). KELAYAKAN USAHA PENGASAPAN IKAN PARI DI KELURAHAN BANTEN, KECAMATAN KASEMEN, KOTA SERANG. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 10(1), 72–77. https://doi.org/10.32699/ppkm.v10i1.3662
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.