Abstrak Indonesia merupakan negara yang memiliki letak geografis yang strategis, tetapi Indonesia juga terletak pada zona cincin api dimana sering terjadi aktifitas vulkanik maupun aktivitas tektonik yang menyebabkan Indonesia sering terkena dampak gempa bumi, khususnya pada bangunan tinggi. Umumnya, struktur pada bangunan tinggi direncanakan untuk mengantisipasi gempa dengan memasang dinding geser dan pengaku. Seiring perkembangan teknologi telah dikembangkan sistem peredam pasif getaran gempa, yaitu dengan menggunakan sistem isolasi dasar pada struktur bangunan yang terletak diantara bangunan dengan pondasi dasar untuk mencegah getaran gempa langsung mengenai struktur. Dengan demikian, gaya gempa yang diterima oleh struktur atas berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan dari penggunaan base isolation system pada struktur bangunan. Untuk tujuan tersebut maka, struktur gedung yang menggunakan base isolation akan dibandingkan simpangan antar tingkat, desain penampang dan desain tulangan. Analisis dilakukan dengan metode dinamik yaitu respon spektrum dengan menggunakan program Etabs V20.1.0 Lisensi 30 Hari. Jenis base yang akan digunakan adalah LRB. Objek struktur yang ditinjau adalah bangunan RSUD Kota Manado 8 Tingkat dengan Panjang 60 meter dan Lebar 24 meter dan tinggi bangunan 35.25 meter. Sebagai hasil dari penelitian, didapatkan penggunaan base isolation system dapat mereduksi simpangan antar tingkat, dimensi penampang dan jumlah tulangan. Kata kunci: : sistem isolasi dasar, struktur jepit, Etabs
CITATION STYLE
Tio, J., Kandou, C., & Tenda, J. (2022). Penerapan Base Isolation System Sebagai Alternatif Sistem Struktur Pada Bangunan RSUD Kota Manado Delapan Tingkat. Jurnal Teknik Sipil Terapan, 4(1), 18. https://doi.org/10.47600/jtst.v4i1.406
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.