Kemiskinan yang menyasar pada penduduk perdesaan justru dialami oleh nelayan dan petani, dua sektor sumber daya terkaya yang menjadi andalan Indonesia. Di sisi lain, dalam kemiskinan, perempuan merupakan kelompok yang paling rentan dalam penduduk miskin. Indikator kerentanan terlihat dari rata-rata lama sekolah perempuan yang cukup rendah dibanding laki-laki. Pendidikan yang rendah berdampak pada kemandirian perempuan secara ekonomi, keterbatasan dalam berpedapat, dan tidak memiliki posisi tawar yang tinggi. Peningkatan kapasitas perempuan melalui pemberdayaan perempuan penting menjadi agenda pengentasan kemiskinan. Pintu masuk dalam pemberdayaan perempuan adalah akses sumber daya ekonmi agar mandiri secara ekonomi, memiliki penghargaan positif yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan keadaan dari tantangan apa pun dan untuk berkontribusi terhadap berbagai kegiatan pembangunan. Permasalahan utama dalam implementasi kurikulum multiaksara adalah belum mengaitkan materi-materi keberaksaraan dengan pemberdayaan perempuan yang fokus pada penguatan ekonomi keluarga dengan materi-materi literasi keuangan. Kajian ini menyoroti implementasi kurikulum multiaksara yang bermuatan literasi keuangan dan pendekatan pemberdayaan perempuan. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah studi dokumen dari beragam sumber. Hasil kajian berupa rekomendasi terkait pilihan pendekatan dan panduan dalam melaksanakan pendidikan pemberdayaan perempuan.
CITATION STYLE
Listiyanti, M. (2018). MERAWAT KEBERAKSARAAN MELALUI MUATAN LITERASI KEUANGAN DALAM KURIKULUM MULTIAKSARAAN SEBAGAI UPAYA KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN. Jurnal AKRAB, 9(2), 59–71. https://doi.org/10.51495/jurnalakrab.v9i2.184
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.