TINGKAT INTEGRASI PASAR AYAM BROILER DI SENTRA PRODUKSI UTAMA: STUDI KASUS JAWA TIMUR DAN JAWA BARAT

  • Ningsih R
  • Prabowo D
N/ACitations
Citations of this article
58Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Ayam broiler merupakan salah satu komoditi pangan yang harganya cenderung meningkat dan mengalami fluktuasi harga cukup tinggi diantara komoditi pangan lainnya. Fluktuasi harga yang tinggi menyebabkan disinsentif bagi pelaku usaha sektor perunggasan karena mengakibatkan ketidakpastian berusaha. Studi ini bertujuan untuk menganalisis integrasi pasar vertikal ayam broiler di tingkat peternak-pedagang besar dan pedagang besar-pengecer di sentra produksi utama yakni Jawa Timur dan Jawa Barat. Tingkat transmisi harga dalam studi ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Ravallion. Hasil analisis menyimpulkan bahwa tidak terjadi integrasi pasar di tingkat peternak-pedagang besar baik di Jawa Timur maupun Jawa Barat begitu pula di tingkat pedagang besar-pengecer di Jawa Barat. Namun demikian untuk Jawa Timur, terjadi integrasi pasar di tingkat pedagang besar-pengecer. Dengan tidak terintegrasinya pasar secara vertikal, maka ada kecenderungan bahwa margin keuntungan tidak terdistribusi dengan baik di tiap pelaku dalam rantai distribusi. Hasil studi ini merekomendasikan perlu adanya peningkatan transmisi harga dari pedagang pengecer ke pedagang besar dan selanjutnya ke peternak melalui peningkatan akses informasi pasar secara transparan dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur informasi harga secara online. As one of the staple foods in Indonesia, chicken broiler prices tend to increase and experience price fluctuation. This high price fluctuation generates disincentive for the poultry sector that leads to business uncertainty. This study analyzed vertical market integration of chicken broiler at the level of farmers-wholesalers and wholesalers-retailers in the main production centers (East Java and West Java Province). The Ravallion model approach was used to analyze price transmission. The results of the analysis concluded that there was no vertical market integration at the farmers-wholesalers level in both East Java and West Java as well as at the level of wholesalers-retailers in West Java. However, for East Java there was a vertical market integration in the wholesalers-retailers level. Vertical price disintegration reflects a tendency that profit margins werenot well distributed in the distribution chain. This study recommended that increasing the transmission of prices from retailers to wholesalers and subsequently to the farmers can be done through increasing the access of market information by providing facilities and infrastructure in the form of online price information.

Cite

CITATION STYLE

APA

Ningsih, R., & Prabowo, D. W. (2017). TINGKAT INTEGRASI PASAR AYAM BROILER DI SENTRA PRODUKSI UTAMA: STUDI KASUS JAWA TIMUR DAN JAWA BARAT. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 11(2), 247–270. https://doi.org/10.30908/bilp.v11i2.231

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free