The purpose of this research is to analyze women's leadership with asbâb al-wurûd approach. This research is a library research with a qualitative approach. Data collection methods used are documentation methods from various articles and books. Then it was analyzed using the content analysis method, namely analyzing data that is a descriptive or scientific analysis of premium messages with asbâb al-wurûd approach. The result of this research was Hadith narrated by Bukhârî , al-Tirmidzî and al-Nasâ’î on female leadership, in general, is shaḥîh li dzâtihi. Sanad meets the requirements, that is, sanad muttashil, râwî is also tsîqah and protected from syuzûz and ‘illat. Textually, the majority of scholars explicitly state the prohibition of female leadership. At the same time, contextually, Islam does not prohibit women from becoming leaders or heads of state, provided they can perform their duties. Therefore, Hadith Abû Bakrah must be understood contextually using the asbâb al-wurûd approach because the content of the instruction is temporal. The similarity of this study with previous research is that the Hadith analyzed is Hadith Abû Bakrah on women's leadership by analyzing sanad and matan, while the difference is that this research uses asbâb al-wurûd approachTujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kepemimpinan perempuan dengan pendekatan asbâb al-wurûd. Penelitian ini merupakan library research, jenis penelitian yang dilakukan dan difokuskan pada penelaahan, pengkajian dan pembahasan literatur klasik dan modern yang berkaitan dengan hukum kepemimpinan wanita sebagai obyek dari penelitian ini. Pendekatan yang digunakan adalah metode ta’lîlî sebagai sudut pandang penalaran dalam menganalisa permasalahan yang dikaji, serta pendekatan asbâb al-wurûd dalam menetapkan hukum. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dari berbagai artikel dan buku. Kemudian dianalisis menggunakan metode analisis isi, yaitu menganalisis data yang bersifat deskriptif atau analisis ilmiah terhadap pesan premium dengan pendekatan asbâb al-wurûd. Hasil dari penelitian ini adalah Hadith yang diriwayatkan oleh Bukhârî , al-Tirmidzî dan al-Nasâ’î tentang kepemimpinan perempuan secara umum adalah shaḥîh li dzâtihi. Sanad memenuhi persyaratan, yaitu, sanad muttashil, râwî juga tsîqah dan dari syuzûz dan ‘illat. Secara teks, mayoritas ulama secara eksplisit menyatakan larangan kepemimpinan perempuan, sedangkan secara kontekstual, Islam tidak melarang perempuan untuk menjadi pemimpin atau kepala negara dengan syarat mereka mampu melaksanakan tugas. Oleh karena itu, Hadis Abû Bakrah harus dipahami secara kontekstual menggunakan pendekatan asbâb al-wurûd, karena isi instruksi bersifat temporal. Kesamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa Hadis yang dianalisis adalah Hadis Abû Bakrah tentang kepemimpinan perempuan dengan menganalisis sanad dan matan, sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini menggunakan pendekatan asbâb al-wurûd.
CITATION STYLE
Maghfirah, M., Maulidizen, A., & Hasbullah, H. (2020). Women’s Leadership in Islam with Asbāb al-Wurūd Approach. Madania: Jurnal Kajian Keislaman, 24(2), 145. https://doi.org/10.29300/madania.v24i2.3433
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.