Artikel ini membahas dilemma konservatisme dan modernitas yang dihadapi oleh ulama dan politik di Arab Saudi pada era kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Sejak diangkat menjadi putra mahkota pada tahun 2017, Mohammed bin Salman mengambil langkah-langkah kebijakan reformasi besar untuk memoderninsasi dan membuka Arab Saudi ke dunia luar. Namun, langkah-langkah reformasi ini bertentangan dengan pandangan konservatif yang dianut oleh banyak ulama di Arab Saudi. Selanjutnya artikel ini mengkaji posisi dan peran ulama dalam memajukan negara dan mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Arab Saudi saat ini, serta tanggapan ulama terhadap kebijakan yang diambil oleh Putra Mahkota, selain itu membahas reaksi kelompok konservatif dan modernis terhadap kebijakan reformasi yang ditempuh oleh Mohammed bin Salman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulama memiliki peran yang signifikan dalam kebijakan negara dan banyak dari mereka mengambil sikap yang moderta terhadap reformasi-reformasi yang diusung oleh Putra Mahkota. Namun, masih terdapat kelompok ulama yang keras dalam mengkritik kebijakan-kebijakan tersebut. Akhirnya kesimpulan umum dari artikel ini adalah bahwa reformasi-reformasi yang diusung oleh Mohammed bin Salman dapat membuka peluang besar untuk kemajuan Arab Saudi, namun tantangan konservatisme dan modernitas masih menjadi dilemma yang perlu diatasi secara bijaksana oleh ulama dan politik.
CITATION STYLE
Abdurrohman, M. A., Ahrori, Moh. H., & Pangastuti, R. (2023). Ulama dan Politik di Arab Saudi: AL-MIKRAJ Jurnal Studi Islam Dan Humaniora (E-ISSN 2745-4584), 4(1), 768–778. https://doi.org/10.37680/almikraj.v4i1.4118
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.