Latar Belakang: Salah satu kelainan rongga mulut yang sering terjadi adalah Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR). SAR adalah kelainan yang ditandai dengan ulser berulang pada mukosa rongga mulut tanpa tanda-tanda penyakit lain. Gambaran klinis dari SAR yaitu bulat atau oval berbatas jelas kemerahan dengan dasar berwarna kekuningan sampai abu-abu. Etilogi SAR adalah multifaktorial dikaitkan dengan trauma, stres, ketidakseimbangan hormon, genetik, kelainan imun, beberapa penyakit sistemik serta defisiensi mineral, namun etiologi sebenarnya masih belum pasti. Stres adalah respon terhadap stimulus dan stressor. Dental education dapat menyebabkan stres yang cukup besar pada mahasiswa kedokteran gigi. Tingginya tingkat stres yang dirasakan mahasiswa profesi dokter gigi sering dikaitkan dengan kelelahan emosi dan tekanan psikologis sehingga dapat menyebabkan SAR. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres terhadap kejadian stomatitis aftosa rekuren pada mahasiswa profesi dokter gigi IIK Bhakta. Metode: Analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, untuk menguji hipotesis dilakukan uji chi square. Hasil: Berdasarkan uji chi square didapatkan nilai p=0,000 nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hal tersebut menunjukkan hubungan yang signifikan. Kesimpulan: Stres berpengaruh terhadap kejadian stomatitis aftosa rekuren pada mahasiswa profesi dokter gigi IIK Bhakta.
CITATION STYLE
Endah, E. K., Dwi Indah Pertami, S., Nikmatus.Saadah, & Ricky Ramadhan. (2023). Pengaruh Stres Terhadap Kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren pada Mahasiswa Profesi Dokter Gigi IIK Bhakta. Journal of Oral Health Care, 10(2), 89–98. https://doi.org/10.29238/ohc.v10i2.1745
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.