ABSTRAK Luas kelapa sawit rakyat yang perlu diremajakan saat ini mencapai 1,26 juta ha atau 35% dari luas total nasional. Namun peremajaannya terkendala karena biaya sangat mahal. Tujuan penelitian adalah mendapatkan model peremajaan kelapa sawit rakyat yang efisien dan ekonomis. Penelitian dilaksanakan pada Januari 2010-Desember 2012 di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Rancangan percobaan menggunakan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Petak utama adalah tiga model peremajaan, yaitu 20-20-60; 40-40-20, dan 60-40. Anak petak adalah dua jenis tanaman sela (jagung dan kedelai). Model peremajaan 20-20-60, yaitu penebangan dan peremajaan 20% dari jumlah pohon sawit tua pada tahun pertama, 20% pada tahun kedua, dan 60% pada tahun ketiga. Dilakukan pendekatan yang sama untuk kedua model lainnya. Setiap plot percobaan terdiri dari 25 pohon sawit muda dan 25 tua. Variabel pengamatan untuk tanaman sawit muda adalah tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar pangkal batang, indeks luas daun, dan persentase tanaman berbunga; tanaman sawit tua adalah produksi tandan buah sawit; sedangkan tanaman sela adalah produksi jagung dan kedelai. Hasil penelitian menunjukkan pola peremajaan model 20-20-60 paling efisien karena penebangan sawit tua hanya mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman sawit muda pada tahun I dan II, namun tidak mempengaruhi persentase berbunga tanaman sawit muda. Secara ekonomis, model 20-20-60 dengan tanaman sela jagung paling menguntungkan karena selama tiga tahun pengujian, nilai NPV mencapai Rp. 34.580.627; B/C 1,43; dan R/C 2,43. Oleh karena itu, model 20-20-60 dapat diajukan untuk peremajaan kelapa sawit rakyat. Kata kunci: Elaeis gueneensis, model peremajaan, tebang bertahap, pertumbuhan, usahatani Growth and Crop Production as well as The Farmer’s Income in Stepwise Replanting Pattern ABSTRACT The total area of small holders’ oil palms in Indonesia that must be replanted is 1.26 billion hectares or 35% of the national total area. Replanting of the oil palms is highly cost. The objective of study was to get a replanting pattern that is cheaper and more efficient. The research was conducted for three years from 2010 to 2012 in Rokan Hilir, Riau Province. The research used a split plot design with, three replications. The main plots were three replanting patterns: 20-20-60; 40-40-20; and 60-40, the subplots were the intercrops plants: maize and soybean. The replanting pattern 20-20-60 was done by cutting then replanting of oil palms in three consecutive years, 20% of the population in the 1 st year, 20% in 2 nd year, and 60% in 3 rd year. The similar approaches were applied to others. The variables observed of the young oil palms were plant height, number of leaves, girth, leaf area index, and percentage of flowering; intercropping plants were yield productions of maize and soybean. The results showed that the most efficient replanting pattern was 20-20-60, because it only affected to vegetative growth of young oil palms in the first and second years, but not the inflorescences. This pattern is economically the best since income from three consecutive years of replanting were positive; the NVP value was Rp. 34,580,627; B/C was 1.43; and R/C was 2.43. Based on these results, the replanting pattern 20-20-60 can be recommended for small holder oil palms. Keywords:Elaeis guineensis, replanting pattern, gradually cutting,growth, farming
CITATION STYLE
SYAKIR, M., HERMAN, M., PRANOWO, D., & FERRY, Y. (2020). PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SERTA PENDAPATAN PETANI PADA MODEL PEREMAJAAN KELAPA SAWIT SECARA BERTAHAP. Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 21(2), 69. https://doi.org/10.21082/jlittri.v21n2.2015.69-76
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.