Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi serta penduduk yang semakin padat dapat mengakibatkan berbabagai masalah lain seperti jaminan kesejahteraan yang tidak dapat terlaksana secara optimal. Sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi masalah kependudukan salah satunya adalah program KB (Keluarga Berencana) dengan penggunaan kontrasepsi modern. Namun, partisipasi penggunaan kontrasepsi modern yang masih belum merata menjadi masalah lain. Seperti di wilayah KTI (Kawasan Timur Indonesia ) 10 dari 17 provinsi di KTI dalam penggunaan kontrasepsi modernnya masih berada di bawah rata-rata Nasional. Padahal pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pemberian kontrasepsi gratis sejak tahun 2011 terhadap wilayah dengan TFR tinggi dan penggunaan kontrasepsi rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan unutuk mengetahui gambaran dan variabel yang signifikan mempengaruhi penggunaan kontrasepsi modern wanita usia subur kawin pada lima provinsi di KTI tahun 2017, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Hasil regresi logistik biner diperoleh wanita dengan umur 25 sampai 34 tahun, jumlah anak hidup lebih dari dua, menginginkan jumlah anak maksimal dua anak, pendidikan SD sampai SMP, bekerja, pendidikan suami SD sampai SMP, suami yang bekerja, dan mendapat kunjungan petugas KB memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan kontrasepsi modern. Peran petugas KB lebih dioptimalkan dalam menjaring calon pengguna kontrasepsi modern.
CITATION STYLE
Yainahu, W., & Marsisno, W. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN KONTRASEPSI MODERN OLEH WUS KAWIN PADA LIMA PROVINSI DI KTI (NTT, MALUKU, MALUKU UTARA, PAPUA, DAN PAPUA BARAT) TAHUN 2017. Seminar Nasional Official Statistics, 2020(1), 912–926. https://doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2020i1.549
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.