Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan untuk menjaga media pemeliharaan agar sesuai dengan persyaratan hidup ikan. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2023 di UPTD Balai Benih Ikan Kota Binjai. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan dalam teknik pengelolaan kualitas air pada bak pembesaran ikan lele Sangkuriang, mulai dari persiapan alat dan bahan, pengukuran dan pengelolaan kualitas air, begitu juga menambah wawasan mengenai teknik pengelolaan kualitas air terhadap budidaya ikan lele sangkuriang. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung di lapangan dan di laboratorium. Berdasarkan dari hasil kegiatan, maka disimpulkan bahwa kualitas air pada pembesaran ikan lele sangkuriang dapat dikatakan kurang baik, karena memiliki suhu, derajat keasaman (pH), dan kandungan amonia (NH3) yang tinggi dan melampaui nilai standarsasi. Ikan lele sangkuriang masih dapat bertahan hidup karena memiliki kelebihan yaitu dapat bertahan hidup pada kualitas air yang buruk. Namun, perlu dilakukannya pengelolaan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dengan tujuan mengurangi kandungan racun pada bak pembesaran ikan lele sangkuriang. Pengelolaan yang dilakukan yaitu pembersihan bak pembesaran, dan pergantian air secara teratur. Sedangkan, untuk menjaga kualitas air agar tetap stabil dilakukannya monitoring kualitas air dengan mengukur suhu, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), amonia (NH3), dan nitrat (NO3-).
CITATION STYLE
Ramadhani, M. (2024). Teknik Pengelolaan Kualitas Air pada Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) di UPTD Balai Benih Ikan Kota Binjai, Sumatera Utara. South East Asian Water Resources Management, 1(2), 1–5. https://doi.org/10.61761/seawarm.1.2.1-5
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.