Latar belakangStatus gizi bayi dan balita merupakan salah satu indikator gizi masyarakat, dan bahkan telah dikembangkan menjadi salah satu indikator kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena bayi dan balita merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap berbagai faktor yang dapat menyebabkan balita kekurangan gizi. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 18,0% balita menderita status gizi sangat pendek dan 19,2% pendek. Sedangkan berdasarkan indeks BB/U, sebanyak 5,7% balita menderita status gizi sangat kurang dan 13,9% kurang (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi masalah gizi pada bayi dan balita adalah melalui program yang terintegrasi dengan bidang kesehatan yaitu Program Keluarga Harapan (PKH).Tujuan umum mengetahui besaran stunting balita pada keluarga penerima program keluarga harapan di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Sedangkan tujuan khusus adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik keluarga penerima program keluarga harapan, 2) Menganalisis stunting balita pada keluarga penerima Program Keluarga Harapan di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri.MetodePenelitian telah dilakukan di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dan telah dikumpulkan sebanyak 112 balita dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan. Pengambilan sampel balita dilakukan secara purposif.Hasil Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok umur balita peserta PKH menunjukkan bahwa sampel balita yang berusia 0-23 bulan sebanyak 37,5% dan yang berusia di atas 23 bulan sebesar 62,5%. Pekerjaan Orang tua, ditemukan sebanyak 65,2% ibu yang tidak mempunyai pekerjaan atau sebagai ibu rumah tangga sedangkan ayah sebagian besar mempunyaa pekerjaan sebagai sebagai petani. Proporsi balita yang stunting cukup tinggi sebesar 33,0% lebih tinggi dari hasil Pemantauan Status Gizi tahun 2016 sebesar 27,5%. Bila stunting dikaitkan dengan kelompok umur maka masalah stunting terjadi pada semua kelompok umur yaitu sebesar 31,3% pada usia di bawah 23 bulan dan sebesar 34,3% pada usia 23 bulan ke atas. Dari 33,1% balita pendek, sebanyak 25,0% balita mempunyai berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) normal sehingga berpotensi mengalami kegemukan. SimpulanHasil analisis menunjukkan bahwa persentase balita yang mempunyai potensi kegemukan cukup tinggi maka dalam pelaksanaan pamantauan berat badan sebaiknya dilakukan pemantauan tinggi badan pada balita peserta PKH.
CITATION STYLE
Harjatmo, T. P., Untoro, F. W., Herlianty, M. P., & Hartono, A. S. (2018). Stunting Balita Pada Keluarga Penerima Program Keluarga Harapan di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Berita Kedokteran Masyarakat, 8. https://doi.org/10.22146/bkm.35654
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.