Mimikri, Mockery, dan Resistansi Gaya Hidup Pribumi terhadap Budaya Kolonial Belanda dalam Tetralogi Pulau Buru

  • Hardiningtyas P
N/ACitations
Citations of this article
33Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian ini membahas mimikri, mockery, serta resistansi gaya hidup tokoh pribumi dan kolonial akibat kontak budaya Indis dalam tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer. Tujuan penelitian ini adalah mendeksripsikan realitas gaya hidup pribumi dalam tetralogi Pulau Buru terutama pada mimikri, mockery, sekaligus resistansi masyarakat terjajah dari penjajahnya. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah studi pustaka dengan teknik baca-catat. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik pemahaman dan interpretasi. Teori poskolonial Homi K. Bhabha digunakan untuk mengkaji masalah mimikri, mockery, dan resistansi. Hasil dan pembahasan penelitian ini menemukan bahwa kontak budaya antara penjajah dan terjajah di Hindia Belanda telah melahirkan budaya Indis. Adanya pembauran budaya Indis memengaruhi terjadinya mimikri terhadap budaya Barat yang dilakukan oleh tokoh pribumi. Sebaliknya, munculnya mockery terhadap pribumi juga dilakukan oleh tokoh kolonial Belanda yang tidak menyukai kesejajaran/kemapanan pribumi. Namun, di balik peristiwa mimikri dan mockery, kehadiran Minke dan Nyai Ontosoroh sebagai tokoh kuat untuk meresistansi budaya pribumi sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan kolonial di bumi Hindia Belanda.

Cite

CITATION STYLE

APA

Hardiningtyas, P. R. (2018). Mimikri, Mockery, dan Resistansi Gaya Hidup Pribumi terhadap Budaya Kolonial Belanda dalam Tetralogi Pulau Buru. METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra, 11(1), 91. https://doi.org/10.26610/metasastra.2018.v11i1.91-112

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free