Departemen Agama melalui MESA (Madrasah Education Sub Sector Assesment) melakukan studi menyeluruh tentang pengelolaan Madrasah sekaligus melihat kesiapan Madrasah jika pengelolaannya diserahkan ke daerah dengan mengkaji berbagai dokumen, mewawancarai para guru dan Kepala Madrasah, pakar, pejabat, praktisi lapangan, melakukan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion) dengan para pejabat Propinsi dan Kabupaten/Kota Departemen Agama dan yang membidangi anggaran dan perencanaan di 6 lokasi sampel (Jambi, Sumatera Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, dan Sulawesi Tenggara) guna melihat kondisi realitas Madrasah. Selain itu, dilakukan juga observasi dan wawancara dengan para pengelola MDC (Madrasah Development Center) dan CLRC (Community Learning Resources Center) dan pengelola Madrasah Model. Tulisan ini difokuskan pada pengembangan SDM Kepala Madrasah sesuai dengan fungsinya yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran/pendidikan di Madrasah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37.288 Kepala Madrasah, lebih dari separuhnya (19.210) berstatus masih non pegawai negeri. Dari segi pendidikan, sebagian besar dari mereka belum berkualifikasi pendidikan S1. Selain itu, para pejabat Depag di daerah cenderung merasa “belum siap†jika Madrasah didesentralisaikan sebagaimana halnya dengan sekolah umum.
CITATION STYLE
Waldopo, W. (2018). STUDI TENTANG KEMUNGKINAN PEMANFAATAN PENDIDIKAN JARAK JAUH UNTUK PENGEMBANGAN SDM KEPALA SEKOLAH MADRASAH. Jurnal Teknodik, 032–041. https://doi.org/10.32550/teknodik.v12i1.418
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.