Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan penting di Indonesia. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah Eucheuma cottonii atau yang biasa disebut Kappaphycus alvarezii. Permasalahan yang dihadapi pembudidaya adalah pemilihan bibit rumput laut yang berkualitas. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keuntungan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan menggunakan bibit hasil kultur jaringan dan non kultur jaringan dengan berat awal tanam sebesar 50 gram. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, meliputi penimbangan berat dan pengukuran kualitas air (suhu, kecerahan, kedalaman, pH, salinitas, DO). Hasil kajian menunjukkan pertumbuhan bibit rumput laut yang menggunakan bibit hasil kultur jaringan mempunyai pertumbuhan yang lebih baik (berat rata-rata akhir 655,31 gram, pertumbuhan mutlak 605,3 gram dan LPH 6,32%) untuk bibit kultur jaringan, sedangkan bibit non kultur jaringan (berat rata-rata 385,39 gram, pertumbuhan mutlak 335,39 gram, dan LPH 4,98%). Berdasarkan perhitungan analisa finansial sederhana,keuntungan yang didapatkan dari penjualan rumput laut yang menggunakan bibit hasil kultur jaringan Rp. 689.200 sedangkan bibit non kultur jaringan sebesaran Rp 221.200 artinya bibit kultur jaringan lebih menguntungkan.
CITATION STYLE
Harapan, S. B. S., Mawarti, R. A., & Mulyono, M. (2019). PERFORMANSI PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DENGAN MENGGUNAKAN BIBIT HASIL KULTUR DAN NON KULTUR JARINGAN DI BBPBL LAMPUNG. Jurnal Kelautan Dan Perikanan Terapan (JKPT), 2(2), 93. https://doi.org/10.15578/jkpt.v2i2.8075
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.