Antioksidan adalah suatu aktivitas senyawa yang banyak terdapat di dalam tumbuhan, dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Aktivitas antioksidan suatu ekstrak tumbuhan dipengaruhi oleh jumlah senyawa antioksidan yang terdapat di dalamnya. Metode ekstraksi bisa mempengaruhi perolehan ekstrak dan jumlah senyawa kimia yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan dari ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% dengan metode perkolasi dan soxhletasi. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan mengamati absorbansi perendaman DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) di dalam antioksidan dari ekstrak dan dibandingkan dengan vitamin C sebagai pembanding. Persen inhibisi penghambatan DPPH dari ekstrak perkolasi dan ekstrak Soxhletasi diamati pada berbagai konsentrasi yaitu 160, 110, 60 dan 10 ppm, lalu dihitung nilai IC50 sebagai parameter daya antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan perolehan rendemen ekstrak berturut-turut untuk ekstrak perkolasi sebesar 19,46% dan ekstrak Soxhletasi sebesar 15,21%. Pada ekstraks perkolasi didapatkan persen inhibisi berturut-turut adalah 43,70%, 29,04%, 14,03%, 6,13% dan pada ekstraks Soxhletasi didapatkan persen inhibisi 39,27%, 27,50%, 12,23%, 4,92%. Dari hasil perhitungan persen inhibisi didapatkan nilai IC50 dari masing-masing metode yaitu dari metode perkolasi 189,85 ppm dan metode soxhletasi 209,90 ppm, sedangkan vitamin C mempunyai nilai IC50 19,77 ppm. Hasil analisa statistik uji-T terjadi perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara ekstrak perkolasi dan soxhletasi, dengan daya antioksidan ekstrak perkolasi lebih tinggi dari ekstrak Soxhletasi.
CITATION STYLE
Hasanah, M. H. (2021). Perbedaan Daya Antioksidan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) yang Diekstraksi dengan Metode Perkolasi dan Soxhletasi. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, 9(2), 61–65. https://doi.org/10.51887/jpfi.v9i2.945
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.