Latar Belakang dan Tujuan. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan pembesaran jinak kelenjar prostat akibat proliferasi sel epitel dan stroma sehingga menimbulkan gejala Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS). Salah satu penanganan BPH adalah terapi medikamentosa dengan alpha-1 blocker. Keberhasilan terapi medikamentosa dipengaruhi banyak faktor salah satunya adalah Intravesical Prostatic Protrusion (IPP). Metode. Penelitian prospektif komparatif yang bertujuan untuk mencari pengaruh IPP terhadap respon terapi alpha-1-blocker pada pasien BPH. IPSS dipakai sebagai alat ukur tersebut. IPP diperiksa dengan menggunakan USG transabdominal. Penelitian dilakukan dari Juli 2020 sampai Desember 2020. Data dianalisis dengan uji perbandingan rata-rata one way anova dan uji korelasi Pearson. Hasil. Dari sampel 30 orang, pasien dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan derajat IPP yaitu, derajat I (<5mm), derajat II (5-10mm) dan derajat III (>10mm). Tidak terdapat perbedaan bermakna skor rata-rata IPSS awal pada masing – masing kelompok, yaitu 19.6, 18.90, dan 21,30 (p=0.216). Terdapat penurunan bermakna rata-rata IPSS setalah 1 bulan terapi dengan alpha-1 blocker. Terdapat korelasi yang bermakna nilai IPP terhadap penurunan IPSS akhir dengan arah korelasi negatif. Kesimpulan. Terdapat hubungan bermakna antara derajat IPP terhadap penurunan IPSS pada pasien BPH setelah mendapatkan terapi aplha-1 blocker, semakin tinggi derajat IPP maka semakin rendah perbaikan IPSS akhir.
CITATION STYLE
Ishak, M., MYH, E., & Yunir, P. E. (2021). Hubungan Intravesical Prostatic Protrusion (IPP) terhadap Perubahan International Prostate Symptoms Score (IPSS) pada Pasien Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) yang Diterapi dengan A1-Blocker di Kota Padang. Jurnal Llmu Bedah Indonesia, 49(1), 25–39. https://doi.org/10.46800/jibiikabi.v49i1.108
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.