ABSTRAK Angka kejadian dismenorrhoea di Indonesia tahun 2011 sebanyak 64,25%, terdiri dari 54,89% mengalami dysmenorrhoea primer dan hanya 20% yang tidak mengalami dismenorrhoea. Remaja putri di SMAN 15 sejumlah 256 Siswa, remaja putri sejumlah 176 orang yang mengeluhkan nyeri haid dari sedang sampai dengan berat. Dismenorrhoea sangat mengganggu aktivitas belajar siswa dan emosi remaja. Permasalahan yang muncul pada remaja adalah ketidaknyamanan dalam melakukan pembelajaran, sehingga angka ketidakhadiran di kelas menjadi lebih banyak. Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi nyeri melalui senam dismenorrhoea dan mengupayakan siswa dapat beradaptasi dengan nyeri haid yang dialami. Hasil pengabdian kepada masyarakat sejumlah 150 siswa dan guru telah diberikan informasi tentang fisiologi haid dan permasalahannya serta upaya mengatasinya, termasuk mendapatkan leaflet dan video senam dismenorrhoea. Siswa dan guru antusias mengikuti kegiatan penyuluhan, interaksi aktif berjalan baik narasumber maupun peserta. Hasil penyuluhan diharapkan guru dan siswa yang dilatih senam dapat mengatasi permasalahan dismenorrhoea dan memberikan informasi kepada teman sebaya jika mengalami dismenorrhoea.Kata kunci: Dysmenorrhoea, pre menstruasi, senam ABSTRACT The incidence of dysmenorrhoea in Indonesia in 2011 was 64.25%, consisting of 54.89% experiencing primary dysmenorrhoea and only 20% experiencing dysmenorrhoea. 256 students and 176 young women complained of moderate to severe menstrual pain. Dysmenorrhoea very disturbs student learning activities and adolescent emotions. The problem that arises in adolescents is the discomfort in learning so that the number of absenteeism in class is higher. The community service that is carried out aims to reduce pain through dysmenorrhoea exercise and strive for students to adapt to menstrual pain experienced. The results of community service, a number of 150 students and teachers, have been given information about the physiology of menstruation and its problems and efforts to overcome them, including obtaining leaflets and videos of dysmenorrhoea exercise. Students and teachers enthusiastically participate in counseling activities, active interaction runs both the resource person and the participants. The results of the counseling are expected that teachers and students who are trained in gymnastics can overcome dysmenorrhoea problems and provide information to peers if they experience dysmenorrhea. Keywords: Dysmenorrhoea, pre-menstruation, exercise
CITATION STYLE
Sunarsih, S., Bustami, A., & Fatonah, S. (2021). Implementasi Senam Dysmenorrhoea Pada Remaja Premenstruasi Syndrome Di SMAN 15 Bandar Lampung. JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), 4(4), 1008–1016. https://doi.org/10.33024/jkpm.v4i4.4755
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.