This article is the result of a study that discusses conflict management implemented in the collective leadership of the Lirboyo Kediri Islamic Boarding School. Where the Lirboyo Kediri boarding school is one of the largest pesantren in the province of East Java and has also existed for more than a century and now its leadership is in the hands of the 4th generation who is the grandson of the founder of the pesantren. In carrying out its leadership, the Lirboyo Kediri boarding school uses a collective leadership style incorporated in a forum called BPK-P2L (Lirboyo Kediri Islamic Boarding School Board of Trustees). The results of this study conclude first, that the formation of the Lirboyo Kediri BPK-P2L Islamic Boarding School has the motive to maintain the integrity of the zealous ties of the pesantren. Second, the map of potential conflicts in the Lirboyo Kediri boarding school consists of: 1). The Lirboyo Kediri boarding school has unit boarding schools that are independent and have their own caregivers and organizations but on the other hand must also comply with the BPK-P2L decision, 2). Term of pondok kulon and pondok wetan. Third, that in conflict control BPK-P2L Lirboyo Kediri applies the musayawarah approach, the division of roles and authority, and applies the tradition of marriage between relatives. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang membahas tentang manajemen konflik yang diimplementasikan pada kepemimpinan kolektif di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Dimana pesantren Lirboyo Kediri merupakan salah satu pesantren tersbesar di provinsi Jawa Timur dan juga telah eksis selama 1 abad lebih dan saat ini tampuk kepemimpinannya berada di tangan generasi ke 4 yang merupakan cucu dari (muasis) pendiri pesantren tersebut. Dalam menjalankan kepemimpinannya, pesantren Lirboyo Kediri menggunakan gaya kepemimpinan kolektif yang tergabung dalam wadah yang bernama BPK-P2L (Badan Pembina Kesejahteraan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri). Hasil penelitian ini menyimpulkan pertama, bahwa pembentukan BPK-P2L Pesantren Lirboyo Kediri memiliki motif untuk menjaga keutuhan ikatan kekerabatan dzuriah pesantren. Kedua, peta potensi konflik yang ada di pesantren Lirboyo Kediri terdiri dari: 1). Pesantren Lirboyo Kediri memiliki unit-unit pesantren yang berdiri sendiri dan memiliki pengasuh serta organisasi tersendiri tetapi di sisi lain juga harus patuh pada keputusan BPK-P2L, 2). Term pondok kulon dan pondok wetan. Ketiga, bahwa dalam pengendalian konflik BPK-P2L Lirboyo Kediri menerapkan pendekatan musayawarah, pembagian peran dan wewenang, serta menerapkan tradisi pernikahan antar kerabat.
CITATION STYLE
Arifin, Z. (2018). Manajemen Konflik Pada Kepemimpinan Kolektif BPK-P2L Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Jurnal Pemikiran Keislaman, 29(1), 177–205. https://doi.org/10.33367/tribakti.v29i1.616
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.