AbstrakAl-Qur’an sebagai kitab pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat, menjadikannya sebagai teks yang harus dikaji dengan serius. Sifat universalitas dan kompleksitas yang dikandung al-Qur’an menuntut para ulama untuk merumuskan teori, pendekatan, atau kaidah-kaidah yang perlu dijadikan landasan dalam memaknai al-Qur’an. Maka dari itu, para ulama mencoba untuk mengklasifikasikan dalam bentuk ilmu-ilmu al-Qur’an. Salah satu ilmu al-Qur’an yang digunakan dalam memahami makna dari al-Qur;an adalah ilmu tentang Makkiyah dan Madaniyah. Seiring berkembangnya zaman, dalam merumuskan teori, pendekatan, atau kaidah-kaidah dalam menentukan Makkiyah dan Madaniyah dituntut harus lebih elastis dan fleksibel. Maka dari itu, salah satu ulama yang bernama Fazlur Rahman menawarkan sebuah pendekatan yang nantinya akan terjalin pertautan antara teks (al-Qur’an), konteks (sejarah dan kondisi), dan kontekstual (situasi yang sedang dihadapi), pendekatan tersebut adalah pendekatan historis-sosiologis. Akan tetapi, satu hal yang perlu dipahami adalah al-Qur’an “wahyu” sampai kapan pun tidak akan berubah, yang berubah hanya cara dalam memaknai al-Qur’an itu sendiri.
CITATION STYLE
Muhammad Misbahul Huda. (2020). KONSEP MAKKIYAH DAN MADANIYAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Kajian Historis-Sosiologis Perspektif Fazlur Rahman). Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur’an Dan Tafsir, 5(2), 61–81. https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v5i2.459
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.