This village is famous as Kampung Pancasila Village. However, the problem in this village is the low level of awareness about how important education is in the future. This is because parents have busy activities all day long and when they get home they are tired, causing them to pay less attention to their children, so they sometimes ask their children to work together to earn additional income for the family. So to solve this problem, the PPK ORMAWA UNA service team provides knowledge and information services on non-formal learning based on community needs in the form of books and non-books in literacy corners, equipped with information technology devices, providing information services from sources. access to information to the public related to 6 basic literacies. The methods used in community service activities are conducting initial surveys, identifying regional potential and problems, analyzing community needs, forming programs with the community, determining target audiences, formulating indicators of program success, implementing programs, socializing and publishing them to the community, providing library materials and corners. literacy and providing non-formal education service facilities. The results of this activity resulted in 9 literacy corners in Air Genting Village which developed non-formal learning based on community needs and the operation of literacy corners with different programs and management.Keywords: reading corner, literacy, Air Genting Abstrak: Desa ini terkenal dengan Desa Kampung Pancasila. Namun yang menjadi permasalahan di Desa ini adalah rendahnya tingkat kesadaran tentang betapa pentingnya pendidikan di masa depan. Hal ini disebabkan karena padatnya aktivitas orang tua sehari penuh dan setiba di rumah sudah kelelahan membuat kurangnya perhatian terhadap anaknya sehingga terkadang meminta anaknya untuk bekerja bersama mencari penghasilan tambahan keluarga. Maka untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, Tim pengabdi PPK Ormawa UNA menyediakan layanan pengetahuan serta informasi pada pembelajaran non-formal berbasis kebutuhan masyarakat berbentuk buku ataupun non- buku yang ada di pojok- pojok literasi, yang dilengkapi dengan perangkat teknologi informasi, menyediakan layanan informasi dari sumber akses informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan 6 literasi dasar. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian masyarakat adalah melakukan survei awal, mengidentifikasi potensi daerah dan masalah, menganalisis kebutuhan masyarakat, pembentukan program bersama masyarakat, menetapkan khalayak sasaran, merumuskan indikator keberhasilan program, melaksanakan program, mensosialisasikan dan mempublikasi kepada masyarakat, menyediakan bahan pustaka dan pojok literasi dan mengadakan perlengkapan fasilitas layanan pendidikan non-formal. Hasil dari kegiatan ini menghasilkan 9 pojok literasi di Desa Air Genting yang mengembangkan pembelajaran non-formal berbasis kebutuhan masyarakat serta beroperasinya pojok-pojok literasi dengan program dan kepengurusan yang berbeda-beda.Kata Kunci: Pojok Baca, Literasi, Air Genting
CITATION STYLE
Syofra, A. H., Ahmad, N., Oktari, T., & Azhari, N. (2023). Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mewujudkan SDGS Pendidikan Desa Berkualitas Melalui Smart Desa Literasi Air Genting. Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal, 6(4), 679–688. https://doi.org/10.33330/jurdimas.v6i4.2875
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.