Untuk mewujudkan kondisi lahan yang produktif sesuai dengan daya dukung DAS diperlukan rencana detil sehingga mudah diterapkan di lapangan. Perencanaan detil perlu didahului dengan penelaahan global untuk mengetahui gambaran umum kondisi lahan aktual, sehingga dapat digunakan untuk menetapkan prioritas-prioritas lokasi yang penting untuk segera ditangani. Dalam paper ini dilakukan analisis kemampuan penggunaan lahan ( land use capability analys i s ) skala detil (DAS mikro) berdasar kepada informasi semi detil (sub DAS) dengan menggunakan ArcMap 9.3. Penelitian dilakukan di DAS Mikro Naruwan yang termasuk dalam Sub DAS Keduang, DAS Solo. DAS Solo merupakan salah satu dari 108 DAS prioritas yang harus dipulihkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa 38% lokasi penelitian didominasi tegal, kebun campur 23%, hutan 20% dan sisanya oleh sawah, permukiman dan semak belukar. Meskipun kebun campur dan hutan mendominasi, akan tetapi terdapat 56,24% penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan klas kemampuan lahannya. Pada lahan yang tidak sesuai tersebut 33,14% mengalami erosi pada taraf sangat berat (>480 ton/ha). Lahan yang tidak sesuai tersebut terutama adalah tegal. Karena sebagian besar merupakan lahan milik masyarakat sehingga tidak mudah untuk merubah penggunaannya. Oleh sebab itu perlu dilakukan kompromi untuk mengurangi dampak negatifnya yaitu dengan pengembangan hutan rakyat dengan sistem agroforestri, perbaikan hutan di bantaran sungai, peningkatan persentase penutupan lahan, pembuatan teras gulud, pemberian mulsa, pembuatan rorak, pembangunan dam penahan dan dam pengendali untuk mengendalikan erosi. Kata kunci: kemampuan lahan, penggunaan lahan, erosi, perencanaan, konservasi ABSTRACT To create a productive land condition in accordance with the carrying capacity of watershed needs a detailed planning so it is applicable in the field. The detailed planning needs to be preceded by a global assessment to comprehend the actual general description, so it can be used to set priorities that are important to be addressed. In this paper, land use capability analys i s were used in the detail planning (micro-catchment) based on the semi-detail (sub-watershed) information by utilizing GIS analys i s. The study was conducted in Naruwan micro watershed which is included in Keduang Sub-Watershed of Solo Watershed. Solo Watershed is one of 108 watersheds that should be recovered. Analys i s show that 38% of the area is dominated by dryland, 23% mixed garden, 20% production forest, and the rest consisted of paddy field, settlement and shrubs. Although the mixed garden and forest dominate, but there are 56 , 24% of the land use that is suitable to its land capability. The 33 , 4% of the unsuitable land use, have very severe erosion (>480 ton/ha). The unsuitable land use is dry land agriculture. Since most of the land belonging to the community, so it is not easy to change its usage. Therefore it is necessary to compromise the type of land uses which reducing its negative impact namely the development of community forest by applying agroforestry system, improvement of riparian forest, increasing the percentage of permanent land cover, terracing, mulching, manufacture of sediment trap (rorak), building retaining dam and control dam to control erosion. Keywords: land c apability, l and u se, erosion, planning, conservatio n
CITATION STYLE
Wahyuningrum, N., & Supangat, A. B. (2016). ANALISIS SPASIAL KEMAMPUAN LAHAN DALAM PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS MIKRO. MAJALAH ILMIAH GLOBE, 18(1), 43. https://doi.org/10.24895/mig.2016.18-1.393
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.