Kemajuan teknologi digital memaksa institusi pemerintah membenahi cara berkomunikasinya dengan masyarakat, termasuk dalam hal mengkomunikasikan krisis. Komunikasi krisis sebelumnya banyak menggunakan bantuan media massa, namun kemudian semakin bergeser ke media digital, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota-Pemkot Surabaya yang menciptakan medianya sendiri yaitu “Bangga Surabaya”. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan strategi komunikasi krisis Pemkot Surabaya melalui media “Bangga Surabaya”, yang diterapkan mulai dari pre-crisis, crisis events, hingga post-crisis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi Pemkot Surabaya terdiri dari penentuan khalayak, pesan, saluran media, hingga komunikator. Pemkot Surabaya lebih mengedepankan pesan yang bersifat edukatif, informatif, dan membangun optimisme positif, untuk menjaga masyarakat tetap tenang dan kondusif selama penanggulangan krisis berlangsung. Pada tahapan pre-crisis, Pemkot Surabaya melakukan monitoring media untuk isu-isu yang berpotensi menjadi krisis, edukasi pencegahan krisis, dan penyampaian informasi tentang persiapan krisis. Di tahap crisis events, Pemkot Surabaya mengkolaborasikan media “Bangga Surabaya” dengan media massa lainnya untuk mengkomunikasikan perkembangan krisis. Terakhir, di tahap post-crisis Pemkot Surabaya melakukan evaluasi atas penanganan krisis dan memonitor kembali tentang potensi krisis.
CITATION STYLE
Amalia, A. M. C., & Putri, G. S. (2021). THE SURABAYA CITY GOVERNMENT’S CRISIS COMMUNICATION STRATEGY THROUGH “BANGGA SURABAYA” MEDIA. Diakom : Jurnal Media Dan Komunikasi, 4(1), 64–76. https://doi.org/10.17933/diakom.v4i1.182
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.