Artikel ini menganalisis pengambilan kebijakan Blue Economy yang dikaitkan dengan konsep pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang diusung United Nations oleh Indonesia pada era Joko Widodo. Pembangunan yang berkelanjutan adalah suatu agenda pembangunan yang menjadi kerja global. Tulisan ini juga membahas terkait relevansi Blue Economy dengan SDGs, Model Strategi Blue Economy yang diterapkan Jokowi Dodo, dan Analisis Pengambilan Kebijakan Blue Economy. Tulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif. Analisis kebijakan Blue Economy menggunakan teori Decision Making tipe Model Aktor Rasional yang dicetus oleh Graham T Alisson. Sebagai hasil analisis, ditemukan bahwasanya terdapat tujuan dan sasaran, alternatif, konsekuensi atau akibat, dan juga pilihan untuk ekosistem laut Indonesia. Tujuan dan sasaran Jokowi menerapkan Blue Economy adalah untuk mendukung suksesnya SDGs dan menkonservasi ekosistem laut Indonesia hingga tahun 2030. Adapun alternative dari Joko Widodo menggabungkan konsep pembangunan ekonomi Green Economy dengan Blue Economy. Dalam hal ini, Indonesia perlu memberhentikan segala aktifitas dan tindakan eksploitasi yang berdampak pada keuntungan nasional dan dialihfungsikan ke eksplorasi dan innovative techniques. Dengan demikian, Blue Economy menjadi pilihan Joko Widodo untuk mendukung pembangunan berkelanjutan serta menjaga ekosistem laut Indonesia.
CITATION STYLE
Jayakusuma, Z., Lestari, M. M., & Rasudin, N. (2023). KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PESISIR PANTAI YANG BERPOTENSI BLUE ECONOMY DALAM RANGKA PENCAPAIAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS. Riau Law Journal, 7(1), 114. https://doi.org/10.30652/rlj.v7i1.7965
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.