Rectifier berfungsi sebagai penstransformasi dari tegangan AC ke tegangan DC. Permasalahan umumnya terletak di tegangan AC saat masuk ke recifier yaitu terjadinya gangguan trip di sisi trafo pemakaian sendiri (PS) pada gardu induk yang biasanya disebabkan karena terjadinya gangguan pada saluran transmisi ataupun gangguan pada transformator daya.Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah guna mengetahui kondisi dan kelayakan baterai yang ada pada gardu induk perawang. Dari pengukuran tiap sel pada baterai 110 Vdc unit 1 bulan februari terlihat saat keadaan charge tegangan rata - ratanya senilai 1,40V, ketika keadaan discharge tegangan rata - ratanya senilai 1.29 V. lalu baterai unit 2 dalam keadaan charge tegangan rata -ratanya senilai 1,41 V sementara saat keadaan discharge tegangan rata - ratanya senilai 1,29 V. Dengan demikian menurut standar pengukuran PLN baterai yang baik dan layak memiliki tegangan 1,30 V hingga 1,450 V ketika charge sementara keadaan discharge baterai yang layak memiliki tegangan 1,10 V hingga 1,25 V. maka dinyatakan keadaan baterai 110 Vdc Gardu Induk Perawang unit 1 dan unit 2 berada dalam kondisi layak. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa beban unit 1 pada baterai 110 Vdc gardu induk sebesar 770 watt, dan beban unit 2 sebesar 1540 watt.
CITATION STYLE
Nurhadi, I. (2022). Analisis Kelayakan Battery 110 VDC Dalam Mengsuplai Pembebanan ( Studi Kasus Gardu Induk Perawang 150 kV ). IJEERE: Indonesian Journal of Electrical Engineering and Renewable Energy, 2(1), 29–38. https://doi.org/10.57152/ijeere.v2i1.179
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.