Indonesia mempunyai ±7000 spesies tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat, salah satunya yaitu daun jelatang. Daun jelatang berpotensi sebagai aktivitas antibakteri penyebab jerawat salah satunya yaitu bakteri Propionibacterium acnes. Pravelensi jerawat berkisar antara 85% menderita jerawat ringan dan 15% menderita jerawat berat. Antibiotik dapat mengobati infeksi bakteri, namun dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi kulit. Krim mampu mencegah maupun mengobati terjadinya jerawat. Daun jelatang memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin yang diketahui senyawa tersebut memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian dilakukan untuk mengetahui ekstrak daun jelatang dapat diformulasikan sebagai krim antijerawat dan mengetahui efektivitas konsentrasi terbaik pada formulasi sediaan krim ekstrak daun jelatang terhadap aktivitas bakteri Propionibacterium acnes. Metode yang digunakan adalah true eksperimental dan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam pembuatan krim adalah 5%, 10%, dan 15%. Hasil evaluasi fisik sediaan krim ekstrak daun jelatang yaitu bertekstur semi solid, berwarna hijau pekat, bau khas ekstrak daun jelatang dan greentea, rentang pH 5-7, rerata daya sebar 5 cm, rerata daya lekat 11-17 detik, dan termasuk dalam tipe emulsi Minyak dalam Air (M/A). Formulasi sediaan krim 5%, 10%, dan 15% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Hasil uji daya hambat aktivitas antibakteri pada krim ekstrak daun jelatang yang paling baik yaitu formulasi F3 dengan konsentrasi ekstrak 15% memiliki diameter zona hambat 16,3 mm yang berkategori daya hambat tinggi. Indonesia mempunyai ±7000 spesies tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat, salah satunya yaitu daun jelatang. Daun jelatang berpotensi sebagai aktivitas antibakteri penyebab jerawat salah satunya yaitu bakteri Propionibacterium acnes. Pravelensi jerawat berkisar antara 85% menderita jerawat ringan dan 15% menderita jerawat berat. Antibiotik dapat mengobati infeksi bakteri, namun dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi kulit. Krim mampu mencegah maupun mengobati terjadinya jerawat. Daun jelatang memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin yang diketahui senyawa tersebut memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian dilakukan untuk mengetahui ekstrak daun jelatang dapat diformulasikan sebagai krim antijerawat dan mengetahui efektivitas konsentrasi terbaik pada formulasi sediaan krim ekstrak daun jelatang terhadap aktivitas bakteri Propionibacterium acnes. Metode yang digunakan adalah true eksperimental dan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam pembuatan krim adalah 5%, 10%, dan 15%. Hasil evaluasi fisik sediaan krim ekstrak daun jelatang yaitu bertekstur semi solid, berwarna hijau pekat, bau khas ekstrak daun jelatang dan greentea, rentang pH 5-7, rerata daya sebar 5 cm, rerata daya lekat 11-17 detik, dan termasuk dalam tipe emulsi Minyak dalam Air (M/A). Formulasi sediaan krim 5%, 10%, dan 15% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Hasil uji daya hambat aktivitas antibakteri pada krim ekstrak daun jelatang yang paling baik yaitu formulasi F3 dengan konsentrasi ekstrak 15% memiliki diameter zona hambat 16,3 mm yang berkategori daya hambat tinggi.
CITATION STYLE
Purwanda, I. (2024). Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Pada Krim Ekstrak Etanol Daun Jelatang (Urtica Dioica L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes. Indonesian Journal of Health Science, 4(1), 76–83. https://doi.org/10.54957/ijhs.v4i1.583
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.