Sejak diperkenalkan pertama kali pada awal abad 19, penggunaan diet ketogenik dalam terapi epilepsi terus berkembang, khususnya untuk kasus epilepsi yang refrakter terhadap terapi farmakologi. Berbagai mekanisme terkait peran diet ketogenik dalam memperbaiki kondisi epilepsi telah diajukan, mulai keterlibatannya dalam regulasi GABA dan glutamat, efek antioksidan, perbaikan metabolisme energi, hingga koreksi kondisi disbiosis. Diet ketogenik adalah terapi non-farmakologis epilepsi yang menjanjikan, saat ini telah masuk dalam guideline NICE di Inggris untuk kasus epilepsi anak yang resisten terhadap terapi obat anti-epilepsi. Since its introduction in the early 19th century, ketogenic diet for the treatment of epilepsy is still being developed, especially for refractory cases. Various mechanisms have been proposed, ranging from its involvement in GABA and glutamate regulation, antioxidant effects, improvement of energy metabolism, to correction of dysbiosis conditions. Ketogenic diet is a promising non-pharmacological therapy for epilepsy; it has been included in UK NICE guidelines for pharmacologically-resistant pediatric epilepsy cases.
CITATION STYLE
Saputra, D. H. (2022). Peran Diet Ketogenik dalam Tata Laksana Epilepsi. Cermin Dunia Kedokteran, 49(11), 629–634. https://doi.org/10.55175/cdk.v49i11.318
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.