Monster pandangan UMKM terhadap laporan keuangan. Semudah apapun penyusunan laporan keuangan yang berdasarkan SAK-EMKM, praktiknya masih banyak pelaku UMKM yang tabu dan enggan menggunakan informasi akuntansi dalam menjalankan usahanya apalagi melakukan pencatatan sesuai dengan standar yang berlaku. Hal ini disebabkan karena UMKM belum mengetahui bahkan belum mendengar istilah SAK-EMKM dan memandang pencatatan akuntansi merupakan suatu monster karena dalam pengerjaannya sangatlah rumit dan memakan waktu lama sehingga tidak banyak diterapkan oleh pelaku UMKM khususnya UMKM yang berada di daerah Sumenep.Selain itu salah satu alasan tidak dilakukannya pencatatan akuntansi oleh pelaku UMKM adalah persepsi mereka yang menganggap bahwa akuntansi bukanlah hal utama yang harus diterapkan, melainkan bagaimana UMKM mampu meningkatkan omzet penjualannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam pengumpulan datanya peneliti melakukan wawancara mendalam kepada pihak UMKM dan mendokumentasikannya. Sedangkan analisis data dengan mereduksi data, menyajikan data dan melakukan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UMKM Keripik Muris belum paham dengan laporan keuangan berdasarkan SAK-EMKM dikarenakan : Minimnya tingkat pengetahuan UMKM Keripik Muris terhadap laporan keuangan berdasakan SAK-EMKM. Ketidaksiapan UMKM terhadap pencatatan laporan keuangan berdasarkan SAK-EMKM karena menurut mereka tidak terlalu penting dan tidak adanya keberlanjutan dari pihak pemerintah. Tidak adanya karyawan yang kompeten di bidang akuntansi sehingga pencatatan di UMKM Muris tersebut masih sederhana.
CITATION STYLE
Kholifah, E. A. N., & Firmansyah, I. D. (2021). ACCOUNTING IS MONSTER: KESIAPAN UMKM KERIPIK MURIS DALAM MENERAPKAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK-EMKM. Journal of Accounting and Financial Issue (JAFIS), 67–79. https://doi.org/10.24929/jafis.v1i2.1266
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.