Indonesia merupakan salah satu negara yang diprediksi akan mendapat “bonus demografi” pada tahun 2020-2030. Dalam rangka mengantisipasi kemungkinan masalah tersebut, pemerintah telah membuat suatu program yang disebut Program Keluarga Berencana (KB). Salah satu KB yang dianggap penting adalah KB Pasca Persalinan (KBPP) karena kembalinya kesuburan pada seorang ibu setelah melahirkan tidak dapat diprediksi dan dapat terjadi sebelum datangnya siklus menstruasi. Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki cakupan akseptor KBPP rendah, yakni 20%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap keputusan penggunaan KB Pasca Persalinan di Kabupaten Mamuju. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel yang digunakan sebanyak 400 ibu nifas yang berada di Kabupaten Mamuju. Variabel dependen adalah penggunaan KBPP dan variable independent adalah pemberian konseling KB. Jenis analisa data yang digunakan adalah uji contingency coefficient C. Hasil penelitian menunjukkan 295 orang yang menerima konseling KB oleh tenaga Kesehatan memutuskan untuk menggunakan KBPP setelah persalinan. Berdasarkan hasil analisis bivariat, didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara konseling KB terhadap keputusan penggunaan KB Pasca Persalinan (p < 0,05).
CITATION STYLE
Mahardany, B. O., Supriadi, R. F., & Wahida, W. (2023). Pengaruh Konseling terhadap Keputusan Penggunaan KB Pasca Persalinan di Kabupaten Mamuju n Mamuju. Jurnal Kebidanan, 13(1), 11–20. https://doi.org/10.35874/jib.v13i1.1116
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.